CAIRO - Kementrian dalam negeri Mesir menyampaikan kematian DR. Muhammad Kamal, anggota maktab al Irsyad jamaah Ikhwanul Muslimin Mesir.
Juru bicara Ikhwanul Muslimin, Muhammad Muntashir menyampaikan bahwa Ikhwanul Muslimin sudah kehilangan kontak dengan Muhammad Kamal sejak Senin (3/10/2016).
Seperti dilaporkan sebelumnya, Muhammad Kamal ditangkap oleh pihak keamanan rezim kudeta di kediamannya sebelah timur kota Cairo. Menurut informasi yang beredar, Muhammad Kamal syahid setelah ditembak pihak kemanan rezim As-Sisi menggunakan senjata api.
Muhammad Kamal merupakan tokoh senior Ikhwanul Muslimin yang dikenal dengan pemikirannya yang progresif. Beliau mengundurkan diri dari kepengurusan Ikhwanul Muslimin sejak konflik internal muncul di dalam jamaah tersebut. Dengan giat Muhamamd Kamal mendorong reformasi di tubuh Ikhwanul Muslimin dengan memberi kesempatan pada generasi muda untuk lebih dilibatkan dalam mengelola jamaah.
Putra-putra terbaik Mesir syahid di tangan rezim As-Sisi. Semoga darah mereka menjadi laknat bagi rezim kudeta dan para penolongnya.
Muhammad Kamal sangat ditakuti As-Sisi karena ide cemerlangnya. Beliau salah seorang pelopor revolusi setelah Mursi dilengserkan.
Beliau juga yang memulai reformasi di tubuh IM. Di pikiran beliau IM harus meninggalkan hal-hal 'buruk' yang sudah tidak layak pakai hari ini.
Saking dahsyatnya perjuangan beliau melakukan reformasi beliau sampai dijuluki 'muassis IM ke-3'.
Ada waktu-waktu tertentu jamaah sangat membutuhkan lahirnya kader cemerlang seperti Muhammad Kamal. Namun jika lahir jangan dihabisi seperti di Indonesia.
Ketika Mursi tumbang, As-Sisi dan tentaranya bersumpah haram IM eksis di tanah Mesir. Qiyadah IM kelimpungan.
Muhammad Kamal adalah salah satu Qiyadah yang sigap mengatur strategi.
Walau dia dikenal vokal menyuarakan reformasi di tubuh IM tapi itu semua dilakukannya karena cinta kepada dakwah.
Di IM kita mengenal 10 rukun bai'at, dan beliau sudah sampai ke rukun ke-4, jihad fi sabilillah.
Lebih dari itu, beliau sukses mendapatkan cita-cita tertinggi setiap muslim, syahid di jalanNya.
Kader vokal itu telah tiada, tapi semangat dan perjuangannya abadi. Semoga Allah tempatkan bersama para anbiya dan syuhada nanti di Surga.
(Hasmi Bakhtiar)