by Abrar Rifai
(Santri Malang, Jatim)
Wong Islam sing kemenyek, orang Islam yang belagu sok belain Ahok, sila lanjut pembelaan dan dukungan kalian pada Ahok, sepuas-puasnya!
Tapi jangan sok menyoal kami yang sedang berupaya memenjarakan Ahok. Kami mengkaji, kami mentelaah, kami mencermati, tidak sekedar berbekal perasaan, kira-kira dan tebak-tebakan seperti kalian.
Kami punya sekian banyak ulama panutan dengan keahlian merata di bidangnya masing-masing. Cukuplah kiai-kiai pondok pesantren di kampung kampung menjadi panutan kami. Kiai yang tidak terkontaminasi dengan kepentingan politik seperti Said Agil Siraj. Kami punya banyak habaib yang menyokong gerakan kami. Habaib yang tidak terkotori dengan virus liberal seperti Quraish Shihab.
Kami juga tidak gampang tertipu seperti kalian. Kalian boleh dikadalin Ahok, sok-soka-an memberangkatkan beberapa orang marbot masjid, sekedar mencitrakan dirinya peduli. Ingat, sedikit madu yang Ahok tuang di bejana sup babi, tak akan merubah rasa babi dan keharaman mengkonsumsi sup seperti itu.
Kami tidak mudah dikadalin dengan dandanan Ahok ala santri dan menghadiri Hari Santri, sekedar jalbul khatir dan idkhalus surur sekenanya, hanya demi meredam kemarahan banyak santri yang sebagiannya sudah mengasah pedang untuk mencincangnya. Sungguh kelancangannya menghina kitab suci kami, menghina ulama kami, tak bisa dia bayar dengan abang-abang lambe koyok wong gak duwe dusoh!
Silakan Polisi, Presiden, Ahok dan pendukungnya melanjutkan sinetronnya, berapa pun episode-nya, sebagai upaya menahan laju gelombang unjuk rasa. Ketahuilah bahwa sinetron yang kalian lakonkan, sedikit pun tidak bisa menipu kami. Atau kalau kalian sengaja main ludruk, sungguh kami tak bisa lagi tertawa, karena saat ini kami sudah marah!
Teman-teman saya di seluruh jagat media sosial atau pun yang berteman di darat, maaf, saya tidak bisa lagi ber-hahahihi dengan kalian, kalau saya dapati kalian menjadi pemandu sorak Ahok, ikutan menghina kitab suci, agama dan ulama kami, dengan dalih dan apapun alasan kalian!