[Dari twit @Fahrihamzah, Selasa pagi, 4 Okt 2016]
1. PKS hanya perlu pemikiran yang menjadi pondasi bagi kemenangannya... dan sebetulnya semua sudah dimulai.
2. Tidak ada partai yang memiliki tradisi kesetiaan yang kuat pada kadernya sekuat PKS...
3. Tidak ada partai di Indonesia yang program kaderisasinya se detil yang dialami kader PKS.
4. Hanya PKS yang memberikan makna pada kaderisasi dan pendidikan secara luas dan mendalam.
5. Sedemikian luas-nya sehingga kader PKS itu jadi sering nampak beda sendiri.
6. Selama 2004 sampai sekarang ini saya menjadi anggota DPR.. saya merasakan perilaku yang berbeda dari kawan sejawat (sesama aleg DPR -red).
7. Perilaku itu datang karena mereka tahu ada yang unik di partai ini.
8. Kalau lagi duduk di satu Cafe lalu ada anggota yang memesan Wine..dia bilang, "ijin dulu nih sama PKS".
9. Bahkan yang mau merokok pun sering ijin, mau bicara agak kotor, "maaf nih ada ustadz".
10. Saya sering sekali kalau keluar malam sama teman (sesama aleg DPR -red), lalu teman itu ditelpon istrinya, maka kita (aleg PKS -red) jadi stempel.
11. Tidak jarang, istrinya suruh bicara sama saya, "Saya JAGA suaminya BU". Kawan itu senang sekali.
12. Sepertinya, orang tahu efek dari kaderisasi itu pada moral individual. Tetapi sangat Spesifik.
13. Kalau ada doa yang di suruh PKS, kalau imam sholat, PKS dong, ada ceramah agama, PKS...dll.
14. Ini modal PKS sebagai partai kader, ada semacam legitimasi moral. Tapi juga ada kecemasan.
15. Kecemasannya ada yang berdasar dan ada yang tidak berdasar. Ada yg datang dari Phobia ada yg Ilmiah.
16. Saya mengerti keduanya. Tapi coba kita singkat apa jawaban kita.
17. Jawabannya ada pada platform Islam yang sejak awal menjadi sebab kelahiran (partai ini).
18. Islam itu terlalu besar dan kita terlalu kecil. Islam itu terlalu moderen dan kita terlalu kumuh.
19. Islam itu terlalu dalam dan kita terlalu dangkal. Islam itu tinggi dan kita terlalu rendah.
20. Islam itu ide yang telah melintas batas sejarah dan peradaban manusia dan kita belum kemana-mana.
21. Maka, jika kita ingin ada dalam jejak Islam maka itu adalah beban paling besar yang pernah ada.
22. Inilah Amanah yang pernah ditolak oleh langit, bumi dan gunung-gunung....
"Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh, sehingga Allah mengazab orang-orang munafik laki-laki dan perempuan dan orang-orang musyrikin laki-laki dan perempuan; dan sehingga Allah menerima taubat orang-orang mu’min laki-laki dan perempuan. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." [QS Al-Ahzab: 72-73]
23. Inilah tantangannya... Islam terlalu berat untuk kita pikul.. apalagi kalau harus jadi merek partai...
24. Dan jarak inilah yang membuat kebanyakan gerakan Islam tidak pernah bisa diterima luas...
25. Islam adalah kerinduan hati dan belahan jiwa manusia.. sesuatu yang sulit dilakoni dalam politik..
26. Maka yang kita perlukan adalah narasi besar... yang memukau dan sulit dibantah...
27. Politisi Islam sekarang tidak punya narasi yang memadai bagi sebuah Republik dan tata dunia baru...
28. Padahal ada kemungkinan kita berada di ambang hancurnya tata dunia lama yang usang..
29. Di Indonesia para aktivis politik Islam baru mulai belajar mengintegrasikan diri dalam negara..
30. Sejak masa kolonial, melawan negara lebih dinikmati dari pada berintegrasi... mentalitas ini masih banyak.
31. Maka kita bersyukur bahwa para pendiri bangsa (The Founding Fathers -red) kita adalah kaum moderat.. seperti Islam adalah jalan tengah..
32. Jarang kita ulas bahwa Bung Karno itu mengajar agama Islam di sekolah Muhammadiyah di Bengkulu.
33. Darinya lahir narasi kebangsaan Pancasila yang berisi tujuan2 agama..
34. Dari beliau juga lahir narasi melawan kolonial yang membuatnya menjadi pemimpin non blok dan Asia Afrika..
35. Sekarang, banyak yang menempel pada Bung Karno, tapi tak ada lagi narasi. Dan politisi Islam juga jauh..
36. Kita perlu narasi tetapi juga perlu orang2 besar yang yang memikul pikiran raksasa..
37. Dan itu tidak ada... Yang kita temukan adalah yang Amatir dan yang dangkal..atau medioker..
38. Orang tidak lagi terpilih karena substansi tapi karena gimik2 dan persepsi simbolik..
39. Di tengah itu? Di mana PKS? Di mana politik Islam? Di mana pikiran peradaban?
40. Inilah pertanyaan yang seharusnya dijawab.. zaman membuka peluang bagi ide2 dan pikiran..
41. Islam datang dengan Nabi yang diberi Mukjizat sebuah Buku...bukan pedang atau tongkat ajaib...
42. Maka itulah perang kita sekarang. Perang pemikiran. Perang narasi dan penjurubicaraan...
43. Berhentilah memikirkan mesiu dan mesin pembunuh... perbaiki jiwa dan pikiran...
44. Dan banyak lagi.. Islam yang ideal ini dulu.. Akan kembali dianggap ideal.. Dengan jalan nya sendiri..
45. Zaman fitnah ini akan kita lampaui.. Dan dalam kerangka kerja negara kita menjangkau perdamaian dunia..
46. Semoga kita masih diberi waktu... Untuk membuktikan..
47. Amin...