Ust. Abrar Rifai
(Malang, Jawa Timur)
Andai tidak sedang musim Pilkada sekalipun ummat Islam tetap akan marah pada Ahok karena dia telah lancang menghina Al Qur`an. Sebaliknya bagi polisi, andai penghinaan terhadap kitab suci pelakunya bukan Ahok, pelakunya bukan temannya Jokowi, sudah dari awal yang bersangkutan ditangkap dan dibui!
Jadi kalau ada orang yang ingin membelokkan kasus penghinaan Al Qur`an oleh Si Ahok ini seakan semua politis, sebenarnya mereka sedang panik, takut Ahok gagal mencalonkan diri tersebab dirinya yang tidak bisa menjaga cangkem.
Begini, pada aksi di Malang, Jum'at, 21 Oktober 2016 yang lalu, seorang tua bernama Usman, asal Trimo, Pasuruan bersikeras ingin ikut demo. Teman saya, Husin Haddad sudah melarang beliau, “Pak Usman, gak usah ikut. nJenengan cukup doakan saja, agar demo kita sukses. Ahok segera dipenjara.” Namun, apa jawaban Pak Usman, “Walau saya sudah tua, saya juga ingin terlibat dalam upaya memerangi penghina Al Qur`an!”
Saya yakin seyakin-yakinnya bahwa polisi, jajaran Kemenkopolhukam sekarang sedang berhitung. Mereka sedang menghitung potensi chaos akibat pembiaran ini. Apakah kalau Ahok tetap mereka biarkan, ummat Islam tidak bereaksi. Apakah kalau Ahok sengaja tidak mereka proses, ummat Islam diam saja. Apakah kalau kekebalhukuman terhadap Ahok ini diteruskan, ummat Islam tidak akan bikin rusuh?
Bahwa ummat Islam tidak diperkenankan memilih pemimpin kafir, memang iya! Ini adalah kenyataan ajaran agama Islam yang dianut mayoritas warga negara ini. Walau sekarang banyak orang yang mencoba mengutak-atik tafsiran larangan tersebut. Tapi yang pasti, untuk gerakan ummat Islam belakangan ini, yang dilakukan di berbagai daerah, yang mereka perjuangkan bukan lagi sebatas Ahok tidak terpilih sebagai gubernur, tapi yang mereka inginkan sekarang adalah Ahok segera ditangkap, diadili dan dipenjara atas kekurangajarannya mengusik ketenangan ummat Islam di negeri ini.
Kalau presiden melalui Polri tetap melindungi Ahok, maka sesungguhnya Jokowi sedang bersengaja mengantarkan Indonesia pada kerusuhan. Sebab, kita aslinya anti kerusuhan. Islam itu damai. Tapi ketika izzahnya diganggu, tiada pilihan lain kecuali melawan!