Hijrah Mengajarkan, Tidak Ada Jalan Buntu dalam Kehidupan


[portalpiyungan.com] “Urip ojo sambat, ojo nelongso.” Demikian pesan yang disampaikan Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jatim Nur Cholish Huda pada ratusan jamaah Pengajian Ahad Pagi, di Masjid Attaqwa, Sidojangkung, Menganti, Gresik, Ahad (2/10).

Kenapa umat Islam tidak boleh sambat (mengeluh) dan nelongso (sedih)? Berkaca pada hijrah Nabi Muhammad, Nur Cholish menjelaskan bahwa tidak ada jalan buntu dalam hidup ini. Artinya tidak ada masalah dalam hidup yang tidak dapat diselesaikan.

“Hijrah mengajarkan pada kita untuk selalu mencari alternatif baru,” kata Nur Cholish sambil menunjukkan peta jalan yang dilalui Nabi saat hijrah dari Mekkah ke Madinah.

Nur Cholis menguraikan jalur hijrah Nabi itu tidak lazim, berbeda dengan jalur pada umumnya. “Untuk itu, Nabi harus berputar arah dan menyusuri jalan berbukit yang terjal dan mendaki.”

Penulis buku 'Islam Itu Mudah dan Indah' itu juga menjelaskan bahwa tekanan yang diberikan kaum Quraisy terhadap Nabi dan Sahabat, termasuk faktor yang mendorong keberhasilan hijrah. Hal itu memberi pelajaran bahwa dalam keadaaan kepepet (tertekan, terpaksa), biasanya muncul ide atau alternatif baru. “Itulah kekuatan tekanan. The Power of Kepepet.”

Selain mengambil semangat “tidak ada jalan buntu dalam kehidupan ini”, hijrah juga mengajak manusia untuk memiliki perilaku kebaikan yang baru. “Orang yang berhijrah adalah orang yang meninggalkan keburukan,” jelas Nur Cholis mengutip hadist riwayat Ibnu Hibban.

Sumber: pwmu.co


Baca juga :