[portalpiyungan.com] GAZA - Gerakan Perlawanan Islami Hamas menegaskan, Intifada Al-Quds akan terus berkobar dan tidak akan berhenti sampai mampu menggusur dan menyapu bersih penjajahan Zionis Israel dari Al-Quds, Tepi Barat dan seluruh wilayah Palestina. Hamas menyatakan, represif, terorisme dan blokade dari penjajah Zionis tidak akan menakuti bangsa Palestina.
Dalam peringatan tahun pertama Intifadha Al-Quds, Jumat (30/9), Hamas kembali menegaskan tidak akan mengakui eksistensi zionis. “Kami tidak akan menyerah dan tidak akan mengakui Israel apapun yang terjadi di Al-Quds dan masjid Al-Aqsha.”
Hamas kembali menegaskan pihaknya memiliki hak bersama rakyat Palestina untuk melawan dengan berbagai macam bentuknya untuk mengambil kembali hak mereka yang terampas. Hamas menyampaikan salam hormat kepada para syuhada intifada (249 rakyat Palestina gugur selama 1 tahun Intifada), mereka adalah kebanggaan umat yang pimpinannya tidak berdaya saat ini.
Hamas mengecam normalisasi dan koordinasi otoritas Palestina dan zionis, dimana terakhir presiden Abbas ikut dalam acara prosesi pemakaman penjahat perang Simon Peres. Hal itu dinilai sebagai perilaku amoral penghianat terhadap darah Palestina dan hanya mendorong pihak-pihak Arab ikut normalisasi dengan zionis.
Hamas kembali mengingatkan, operasi berani mati di Etamar yang digelar sekelompok pejuang pada awal Oktober 2015 adalah deklarasi tegas bahwa warga pemukim Yahudi dan pasukannya harus menghentikan rencana membagi masjid Al-Aqsha kepada yahudi.
Bangsa Palestina tak akan bisa menerima jika Masjid Al-Aqsha dan Al-Quds dinistakan dan dibagi. Sebab kaki-kaki kotor para penista yahudi tidak akan dibersikan kecuali dengan darah para syuhada.
Hamas mengisyaratkan, syahidnya 249 syahid dan syahidah, dan puluhan warga zionis penjajah tewas dan luka menunjukkan bahwa perlawanan akan terus terbuka. Para pemuda Palestina siap memberikan pengorbanan termahal mereka.
Sumber: Pusat Informasi Palestina