[portalpiyungan.com]Kuatnya desakan rakyat agar Joko Widodo segera mengambil langkah politis terkait kasus dugaan penistaan agama yang dilakukan oleh Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok semakin membuat Jokowi berada dalam posisi yang sulit.
Di satu sisi, Jokowi sempat sangat erat dengan Ahok. Saking eratnya, Ahok bisa membuat pernyataan bahwa Jokowi tak akan menjadi presiden tanpa dukungan para cukong pengembang. Ini membuktikan, Ahok mengenal sisi gelap Jokowi.
Di sisi lain, Jokowi adalah presiden yang lahir dari rakyat kebanyakan. Sehingga sampai saat ini, Jokowi masih dianggap Presiden bagi wong cilik. Sosok Jokowi yang lugu, polos dan terkesan apa adanya, membuat rakyat kecil masih menaruh harap pada keberanian Jokowi untuk melakukan gebrakan di berbagai bidang.
Sungguh tak mudah bagi Jokowi untuk memilih di antara dua hal yang sama tak ringannya ini. Sahabat atau rakyat.
Kini, dilema Jokowi semakin
mendalam. Aksi damai umat Islam di berbagai daerah di Indonesia yang mendesak agar Ahok segera diproses secara hukum, menyusul penistaan agama Islam yang dilakukannya telah menuai simpati ulama muslim dunia.
“Ulama internasional sudah bereaksi dan dunia Islam sudah tahu kondisi di Indonesia. Kalau Jokowi hanya diam saja dan berupaya melindungi Ahok. Presiden Jokowi tersudut di dunia Islam,” tegas Muhammad Ibnu Masduki.
Jika Ahok tak diproses hukum, maka dunia internasional, dan negara-negara Islam khususnya, akan menilai Jokowi sebagai pemimpin yang melindungi penista agama.
Sungguh sebuah dilema yang sangat berat.
Namun, menilik dari beberapa kasus dilematis sebelumnya, Jokowi dikenal berani mengambil langkah kontroversial, meskipun pada akhirnya selalu mampu menghadirkan win-win solution yang memuaskan semua pihak.
Tengok saja kasus Abraham Samad dan terbongkarnya skandal 'main mata' dengan petinggi partai banteng, kasus Budi Gunawan sang pengawal Megawati, kasus Archandra Tahar, pemilik dwi kewarganegaraan dan kasus Jonan dengan ucapan-ucapan yang blunder. Semua berakhir dengan puasnya berbagai pihak.
Tak sulit bagi Jokowi untuk mendesak Bareskrim memproses Ahok, agar umat Islam tenang. Sebagai gantinya, PDI P bisa mengusung Djarot dan Risma, misalnya. Nanti setelah tenang, Basuki bisa diangkat jadi menteri urusan reklamasi, misalnya.
Sikap Jokowi yang bak menelan buah simalakama memang membuat situasi tegang dan memanas.
Kini semua mata tertuju pada Jokowi. Akankah Jokowi masih berpihak pada rakyat atau sudah berpihak pada Ahok yang kini posisinya semakin terdesak?