Jakarta - Pengamat Intelijen Sofjan Lubis menilai fenomena keberadaan Gafatar ataupun Kanjeng Dimas ada sebuah operasi intelejen dibalik itu semua.
Tujuannya adalah mendistorsi ajaran Islam yang ada di masyarakat, Distorsi adalah pemutarbalikkan sebuah fakta atau sebuah penyimpangan.
Keberadaan praktek sempalan-sempalan bertujuan untuk memberikan dampak penyimpangan dari ajaran Islam yang sudah benar, sehingga masyarakat dibuat bingung dan berpikir berbeda untuk mengikuti ajaran baru dengan jualan-jualan berupa ekonomi.
Dalam sebuah negara yang tidak menggunakan nilai Agama dalam bernegara dan berbangsa, Indonesia tak lebih membuat semua aturan ke arah yang lebih sekuler, sekarang bagaimana setiap warga negara dibuat untuk berpikir sekuler lepas dari ajaran yang sebenarnya yang ditawarkan oleh agamanya sendiri.
Intelijen merasa memiliki kepentingan akan hal tersebut, dan sudah pasti menjadikan umat sebagai target untuk disusupi pemikiran pemikiran yang ‘berbeda’ dari ajaran yang sudah ada.
Istilah menjauhkan Umat Islam dari lingkungan masjid dan ulama, melalui bentukkan seperti padepokan yang dijadikan alternatif mencari dan mendekatkan diri kepada Tuhan.
Dan sudah menjadi fungsi Intelijen, untuk menciptakan hal tersebut demi memberikan efek distorsi kepada ajaran Islam yang sebenarnya, yang mengajak umat kepada ajaran islam yang kaffah.
Melalui sosok seperti Ahmad Musadeq hingga Taat Pribadi, intelijen memanfaatkan pion pion untuk bermain catur dalam masyarakat, memberikan efek ‘kaget’ dan ‘perbedaan’ cara pandang alternatif kepada umat Islam pada umumnya.
Respon ‘kok bisa terjadi’, ‘kok bisa dibiarkan’; adalah pertanyaan pertanyaan lumrah yang sudah pasti keluar melihat fenomena seperti Gafatar ataupun Kanjeng Dimas, karena mereka dilindungi oleh kekuatan intelijen didalam pergerakkannya, tanpa bantuan intelijen dan doktrin bawah alam sadar alias pencucian otak tidak mungkin banyak sebagian dari umat yang ikut bahkan membela mati matian.
Demi mendistorsi dan melemahkan kekuatan umat Islam yang kembali kepada ajaran yang kaffah atau sebenarnya; maka diperlukan sempalan sempalan memanfaatkan kearifan lokal.
Sumber: lingkarannews.com