From @syihabrizieq twitter. Link: https://twitter.com/syihabrizieq/status/791790084286615552 |
[portalpiyungan.com] Imam Besar FPI, Habib Rizieq Shihab mencurigai adanya penggembosan Aksi Bela Islam tanggal 4 November 2016 mendatang yang dilancarkan oleh pemerintah dan kaki tangannya.
Melalui akun twitternya @syihabrizieq Habib Rizieq memposting sebuah gambar berisi peringatan tentang penggembosan aksi umat Islam tersebut dan mengatakan umat Islam harus melakukan antisipasi.
"Segera lakukan langkah antisipasi, BERJUANGLAH DAN BERDOALAH mohon pertolongan Allah SWT," tulisnya Jumat, 28 Oktober 2016.
Berikut salinan lengkap dari isi postingan yang berhasil dihimpun oleh Tim Portal Piyungan:
1. Presiden RI mengumpulkan Kapolda dan Pangdam seluruh Indonesia beserta jajaran militer dan polri lainnya di Istana untuk Pengamanan Pilkada serentak 2017, sekaligus Pengarahan "Penggembosan Aksi Bela Islam" untuk meredam Aksi Anti Ahok yang semakin meluas akibat Panistaan Agama.
2. Media Liberal sepakat untuk tidak memberitakan Aksi Bela Islam II, dan mengacaukan informasi serta menakut-nakuti publik bahwa Aksi akan menyulut kerusuhan SARA agar umat Islam takut datang. Padahal Aksi Bela Islam adalah AKSI DAMAI Konstitusional untuk menuntut PENJARAKAN AHOK yang telah menista Islam, Menodai Al-Qu'an, Melecehkan Ulama, Menghina Umat Islam, Merendahkan Bangsa Indonesia, dan mengangkangi Kedaulatan Hukum NKRI.
3. Media Liberal melintir berita seolah MUI dan sejumlah Ulama serta Tokoh Nasional tidak setuju bahkan menentang Aksi Bela Islam II tgl 4 Nov 2016. Padahal mereka hanya menasihati Umat Islam agar Aksi berjalan Tertib dan Santun serta Damai agar menang dengan keselamatan dan keberkahan.
4. Rezim Penguasa bekerja sama dengan Media Liberal memanuver berita-berita untuk PENGALIHAN ISU, seperti berita Presiden Sikat Pungli Sepuluh Ribu Rupiah, berita PPP Djan Faridz dukung Ahok, berita penyerangan "ISIS" terhadap polisi, berita Aksi Bela Islam merusak Taman Kota, berita Kasus Munir diangkat kembali, dsb.
5. Tokoh Bayaran memifitnah bahwa Aksi Bela Islam adalah Aksi Bayaran dan merupakan Aksi SARA dan Politisasi Agama untuk kepentingan Pilkada DKI Jakarta. Padahal Aksi Bela Islam adalah Aksi Penegakan Hukum untuk menegakkan Keadilan di NKRI yang dilaksanakan oleh Habib, Ulama, Ormas dan umat Islam dengaan tulus dan ikhlas.
6. Menggalang kekuatan Kyai pendukung Ahok untuk melarang umat Islam ikut Aksi Bela Islam dengan Korupsi Dalil dan Manipulasi Hujjah serta mencatut nama-nama Ulama Dalam maupun Luar Negeri.
7. Membuat "Selebaran Fatwa" atas nama Ulama atau Majelis atau Lembaga Islam untuk menghapus "dosa penistaan", sekaligus menyatakan bahwa pemimpin Non Muslim HALAL dan tidak boleh ada Aksi menentangnya.
8. Polri mengulur-ulur waktu Proses Hukum terhadap Ahok hingga yang bersangkutan kini disahkan menjadi cagub DKI Jakarta, sehingga punya alasan untuk menunda Proses Hukum hingga usai Pilkada, sekaligus untuk memadamkan semangat dan memutusasakan umat Islam dalam menuntut Proses Hukum.
9. MEMECAH konsentrasi massa dengan membuat kegiatan tandingan (konser musik atau wisata kuliner dadakan atau acara Tabligh Akbar, Pengajian, dll).
10. Para Tokoh didekati dan dibujuk atau diancam dan dipolisikan agar tidak terlibat dalam Aksi Bela Islam. Sedang para Korlap Aksi dan Penyandang Dana serta Masyarakat ditakut-takuti dan dihalang-hjalangi agar tidak ikut Aksi Bela Islam.
11. Menyadap dan memblokir no telepon tokoh simpul umat agar tidak bisa berkoordinasi melalui HP.
12. Di Hari Aksi waspadai PENCEGATAN Rombongan Aksi, PENANGKAPAN Korlap Akis, PEMBLOKADEAN Jalan, PENEKANAN Pengusaha Angkutan agar tidak menyewakan kendaraan, PENGHAMBATAN Logistik, dsb.