Photo: courtesy of Syahrul and Diki, Vivanews |
[portalpiyungan.com] Kamis siang, 13 Oktober 2016 beredar kabar mengejutkan bahwa Menkumham Yasonna Laoly yang berasal dari PDI P akan melakukan manuver politik untuk menyelamatkan Ahok yang elektabilitasnya nyaris mencapai titik nadir.
Manuver politik itu dilakukan pasca merapatnya kubu PPP Djan Faridz ke koalisi gemuk PDI P yang terdiri dari PDI P, Golkar, Nasdem dan Hanura.
Yasonna, yang pada awal masa jabatannya membuat keputusan kontroversial dengan mengabaikan upaya islah pada konflik kepemimpinan di tubuh PPP dan dengan tergesa mengesahkan kubu Romahurmuziy, sebagai pihak yang diakui legalitas hukumnya oleh pemerintah, kini justru menikung dan menikam balik PPP kubu Romahurmuziy.
Manuver politik Yasonna untuk menikam kubu Romahurmuziy adalah adanya upaya melakukan peninjauan ulang Surat Keputusan Pengesahan PPP yang dipimpin Romahurmuziy.
Peninjauan ulang ini, diklaim Madonna atas desakan kubu Djan Faridz yang melayangkan surat kepada Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia agar meninjau ulang Surat Keputusan (SK) PPP pimpinan M. Romahurmuziy.
"Jadi kubu Djan kirim surat kepada kami, agar meninjau ulang SK Romi. Ya, kami akan melakukan peninjauan," ujar Menteri Hukum dan HAM, Yasonna Laoly, Kamis, 13 Oktober 2016 di Lapangan Merdeka Kerkof Garut, seusai acara pembukaan Jambore Narapidana.
Tak hanya meninjau ulang, Yasonna menegaskan bahwa institusinya tak segan akan melakukan terkait penangguhan dan pembatalan SK kepengurusan PPP kubu Romahurmuziy.
"Tetapi untuk saat ini, kubu Romi masih pemegang sah SK," kata Yasonna.
Dari data-data terbaru yang diserahkan Djan, menurut Laoly, bisa dijadikan alasan pembatalan SK PPP kubu Romahurmuziy (Romi).
"Kubu Djan Faridz meminta untuk ditinjau dan dibatalkan SK Romi. Tentunya kami akan melakukan peninjauan," tuturnya.
Selain ke Kemenkumham, kubu Djan juga telah melayangkan surat pada Mahkamah Agung (MA).
Manuver politik Yasonna Laoly ini tak terlepas dari dukungan PPP kubu Romahurmuziy kepada koalisi Cikeas, pengusung pasangan Agus - Silvi, yang sangat diunggulkan untuk menggusur pasangan petahana Gubernur DKI Jakarta.
Ketergesaan Yasonna -- atau pada saat itu bisa dibaca sebagai kebijakan koalisi Indonesia Hebat -- mengesahkan status hukum PPP pimpinan Romi cs sempat melukai Djan Faridz.
Dalam sebuah sambutan di acara deklarasi Koalisi Merah Putih, Aburizal Bakrie pernah menegaskan bahwa kubu Djan Faridz adalah kubu PPP yang sah. Secara tersirat, kubu Romi lah yang menyeberang ke Koalisi PDI P.
Kini angin telah berbalik arah. Yasonna yang dulu dikecam karena mengesahkan PPP kubu Romi, kini tak segan menikam dan menarik dukungannya hanya untuk sebuah kontes politik bertajuk PILGUB DKI 2017.
Manuver ini semakin menguatkan dugaan, keoknya petahana. Sampai-sampai perlu dilakukan langkah politik tak etis untuk menyelamatkan posisi yang melorot karena blunder bernuansa SARA yang dilakukan petahana.