Suara Rakyat Akan Digantikan Suara Mesin?


Kenapa kira-kira para partai dan elit pendukung Ahok tidak takut kehilangan basis suara di DKI Jakarta, meskipun mereka tahu umat Islam yang mayoritas di Jakarta adalah menolak ahok?

Padahal, PDIP DKI Jakarta saja pada awalnya sudah sepakat menolak Ahok karena menyadari kuatnya arus penolakan masyarakat [sebuah rekaman youtube memperlihatkan pengurus PDIP DKI Jakarta menyanyikan lagu 'Ahok Pasti Tumbang'].

Prediksi saya, para partai dan elit ini tidak lagi takut kepada rakyat karena pendapat dan suara rakyat kini sudah tidak lagi menentukan dalam perhelatan demokrasi.

Pendapat rakyat sudah bisa diwakili oleh pengamat dan lembaga survey yang melacurkan intelektualisme mereka. [pendapat hampir serupa pernah disampaikan Mahfud MD]. Tentu saja tidak semuanya.

Sementara suara rakyat sudah bisa diperoleh lewat mesin-mesin canggih yang bisa menyedot data.

Buktinya, sampai kini isu "mesin penyedot data'nya Luhut" yang pernah mengemuka pasca Pilpres - yang disampaikan Akbar Faisal (politisi Hanura) - tidak juga diselidiki secara meyakinkan oleh lembaga kompeten dan kredibel. Isu ini justru hilang begitu saja dan tidak banyak media yang memberitakannya lagi.

Wallahu 'alam bishshawab.

(Teuku Zulkhairi)


Baca juga :