[portalpiyungan.com] Sesungguhnya kudeta yang terjadi di Mesir memberi banyak sekali pelajaran bagi para aktivis Islam di negara lain. Terutama bagi mereka yang kini memimpin negeri. Bahwa mereka harus mempersiapkan dengan segala rupa bila saja kudeta itu benar-benar terjadi.
Erdogan selalu setia dengan simbol rabiah (empat jari) yang sering sekali dia tunjukkan kepada rakyatnya. Seolah memberi kode kepada rakyatnya bahwa kudeta di Mesir itu bisa saja terjadi di Turki. Bahwa penderitaan yang di alami rakyat Mesir saat ini, seperti pertumpahan darah, krisis ekonomi, krisis politik, dan perpecahan adalah disebabkan oleh kudeta. Oleh karena itu, bila tidak ingin semua itu terjadi, maka bersiap-siaplah untuk mencegahnya dan rapatkanlah barisan untuk mengalahkannya.
(Presiden Erdogan bahkan menaruh simbol Rabiah di meja kantornya. Agar selalu ingat)
Kudeta di Turki yang gagal kemarin menunjukkan bagaimana kesiapan rakyat Turki dalam menghadapi para pendukung kudeta. Tokoh-tokoh dan tentara-tentara kudeta kaget dan tidak menyangka di awal mereka bergerak sudah disambut dengan aksi-aksi kepahlawanan rakyat Turki yang memukau. Sepertinya mereka shock dengan kondisi itu sehingga hanya dalam lima jam saja mereka berhasil dikalahkan. Seolah rakyat Turki sudah siap menyambut mereka.
Rasulullah Saw. bersabda,
لاَ يُلْدَغُ الْمُؤْمِنُ مِنْ جُحْرٍ وَاحِدٍ مَرَّتَيْنِ
“Tidak selayaknya seorang mukmin dipatuk ular dari lubang yang sama sebanyak dua kali.” (HR. Bukhari no. 6133 dan Muslim no. 2998)
Hadits ini memberi pelajaran:
Pertama, pentingnya mengambil pelajaran dari pengalaman baik pengalaman pribadi maupun orang lain.
Kedua, hadits yang mulia ini adalah pengabaran namun maknanya perintah, yaitu perintah Rasulullah Saw. kepada setiap mukmin untuk berhati-hati dalam kehidupan ini, janganlah lalai dan hendaklah mengambil pelajaran dari kejadian yang telah berlalu. Abu Ubaid berkata, “Makna dari hadits diatas adalah tidak layak seorang mukmin apabila dilukai dari satu sisi kemudian ia kembali padanya.”
Ketiga, peringatan ini mencakup perkara dunia dan agama.
Keempat, keutamaan orang yang beriman, yang mampu mengambil manfaat dan pelajaran dari setiap nasihat dan pengalaman.
Hendaklah kalian wahai para pemimpin Islam, wahai para aktivis dakwah, wahai rakyat yang mencintai kebenaran, belajarlah dari peristiwa yang pernah terjadi sebelumnya. Belajarlah dari kudeta di Aljazair. Belajarlah dari kudeta di Mesir. Belajarlah...belajarlah karena kalian masih memiliki akal!
(Chandra HafizunAlim)