Tak ada pesta yang tak pernah usai. Seramai apapun kegaduhan dan kemeriahannya, pasti akan berganti sunyi atau kemeriahan yang lainnya.
"Noise" itu banyak gunanya. Noise itu bisa meredam suara yang tidak diinginkan. Gerojogan air keran di kamar mandi, membuat buang hajat kita terdengar lebih sopan. Ledakan bom di Sarinah, mengundang pedagang asongan datang merapat. Menyembunyikan apa yang tidak boleh diketahui (false flag).
Noise dari kegaduhan kopi sianida dan kegaduhan penjual kompor Tai di jakarta sebentar lagi akan memasuki masa reses. Noisenya yang mengecil akan memunculkan suara dari sumber segala kegaduhan bangsa ini, yaitu: BLBI, CENTURY, KEJAHATAN KEUANGAN dan penyalahgunaan dana hibah.
Kadang saya berharap "pesta" ini tak pernah usai, karena kalau rakyat sadar akan sumber dari segala masalah, mereka pasti menabrakan "Kapal Negeriku" hancur berkeping-keping.
Jangan mengaku cinta ibu pertiwi tapi kamu menggadaikannya.
Jangan mengaku membela wong cilik bila kamu membela perampok.
Jangan mengaku bela negara tapi kamu merompak.
Tidak ada hati nuranimu untuk negeri ini.
(Mulyana Ahmad)
