TAK MAU KALAH, BNN AKUI KETERLIBATAN APARAT DALAM JARINGAN NARKOBA BUKAN ISU BARU



[portalpiyungan.com] Polri, TNI dan BNN sebaiknya melihat sisi positif dari pengungkapan Curhat almarhum Freddy Budiman oleh KontraS tentang keteribatan oknum aparat dalam penyelundupan, perdagangan dan peredaran narkoba. Bahkan, pengakuan Haris itu pun diakui mantan pejabat BNN Benny Mamoto.

"Apalagi, Mantan Deputi Bidang Pemberantasan BNN (Badan Narkotika Nasional), Benny Mamoto, pun mengakui bahwa keterlibatan aparat dalam peredaran narkoba bukan lagi isu baru," kata Ketua Komisi III DPR RI, Bambang Soesatyo di Jakarta, Rabu, 10 Agustus 2016..

Namun, diakui Bambang, hak TNI, Polri dan BNN untuk melaporkan Haris Azhar selaku Koordinator Kontras (Komisi untuk Orang Hilang dan Tindak Kekerasan) tetap harus dihormati.

Ketiga institusi itu melaporkan Haris Azhar ke Bareskrim Polri terkait dugaan pelanggaran Undang-undang (UU) No.11/2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE).  UU ini tidak membolehkan siapa pun menyebarluaskan atau memublikasikan informasi yang kebenarannya masih diragukan.

Menurut Bambang, dalam diskusi publik Sabtu lalu, Benny membenarkan sudah banyak pejabat negara dan penegak hukum yang dihukum lantaran terbukti membekingi bandar narkoba, bertindak sebagai pengedar, maupun pemakai narkoba.

Selain pernyataan Benny itu, Bambang menambahkan ada juga beberapa fakta historis yang membuktikan dugaan keterlibatan oknum aparat dalam sejumlah kasus kejahatan narkoba.

Misalnya, pada Maret 2011, BNN menangkap Kepala LP Narkotika Nusakambangan, Marwan Adli dan sejumlah anak buahnya atas tuduhan memfasilitasi operasi jaringan narkoba di dalam penjara.

Pada April 2016, BNN pun menangkap Kepala Satuan Reserse Narkoba Kepolisian Resor Pelabuhan Belawan, Ajun Komisaris Ichwan Lubis, di Medan atas dugaan tindak pidana pencucian uang. Ichwan diduga menerima uang Rp10,3 miliar dari Togi alias Toni, bandar narkoba jaringan internasional yang diciduk dari Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Lubuk Pakam.

"Bagi TNI, Polri, dan BNN, jelas ada sisi positif dari Curhat almarhum Freddy yang diungkap Kontras. Penuturan Freddy itu setidaknya menjadi alasan sekaligus pintu masuk bagi langkah-langkah pembersihan secara sistematis," tutur politikus Golkar itu.

"Perang ini  akan efektif dan membuahkan hasil jika semua institusi negara bersih  dari sel-sel sindikat narkotika," tutup Bambang.

Sebelumnya, mantan Kepala Badan Intelejen Strategis TNI, Soleman B. Ponto membuat pernyataan mengejutkan terkait keterlibatan BNN dalam kepemilikan narkoba jaringan Freddy Budiman. Pernyataan Soleman tersebut merupakan bantahan atas pernyataan Benny Mamoto yang membenarkan adanya keterlibatan oknum TNI dalam jaringan Freddy Budiman.
Baca juga :