Risma Sudah Terbuka Beri Sinyal Maju Pilgub DKI Jakarta


Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mulai bicara soal pemilihan Gubernur DKI Jakarta pada 2017. Di sela-sela blusukan ke beberapa kawasan di Kota Surabaya, Kamis pagi, 11 Agustus 2016, Risma tak lagi diam saat ditanya wartawan seputar Pemilihan Kepala Daerah DKI Jakarta.

Menurut kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ini, Pilkada DKI bukan persoalan rebutan kekuasaan. Meski banyak pihak percaya, berdasarkan hasil survei, dia bisa mengalahkan Ahok. Menang-kalah dalam kontestasi politik bukan isu yang penting.

"Karena ini bukan untuk berkuasa atau PDIP berkuasa, bukan. Tapi membuat warga Jakarta sejahtera, itu tidak bisa kemudian ngomong dengan angka-angka (hasil survei) saja," ujarnya setelah meninjau Tempat Pembuangan Akhir Benowo, Surabaya, Kamis, 11 Agustus.

Menurut Risma, masalah yang terpenting dari pemilihan kepala daerah adalah tokoh yang unggul dalam persaingan itu bisa membuat Jakarta sejahtera. Itu sebabnya, tingginya elektabilitas dirinya, menurut sejumlah survei, bukan yang terpenting.

Ia juga tak mau ambil pusing dengan Pilkada DKI Jakarta. Sebab, ia yakin jabatan adalah kehendak Yang Maha Kuasa, bukan kemauan dirinya. "Jadi itu sudah takdir," ucapnya.

Pada Pilkada Surabaya beberapa waktu lalu, Risma tak mau melalui jalur independen karena pilihan itu akan menunjukkan bahwa dia bernafsu untuk mendapatkan jabatan. "Tidak boleh ada nafsu untuk berkuasa," katanya.

Risma meminta publik dan kalangan media bersabar menanti pengumuman calon Gubernur DKI. "Pada saatnya nanti, Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat PDIP akan menyampaikan langsung persoalan DKI Jakarta," tuturnya.

Ia menyatakan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri akan menyampaikan langsung kepadanya jika memang dia yang akan diajukan menjadi calon Gubernur DKI. "Nanti Ibu Mega pasti panggil langsung kalau, misalkan, saya diberi rekomendasi. Kalau tidak (mendapat rekomendasi), ya tidak," ucapnya.

Menurut kabar yang santer beredar, pada Rabu kemarin, Mega dan Risma menggelar pertemuan di Jakarta membahas Pilkada DKI. Namun Risma menampik kabar tersebut. "Saya di Jakarta (Rabu) kemarin malam, tapi bukan untuk itu (bertemu Mega)," ujarnya.

Risma memastikan dia belum dipanggil Megawati untuk membahas pilkada atau menerima rekomendasi pencalonan. Ia juga membantah telah bertemu Megawati di Jakarta pada Rabu malam, 10 Agustus.

Meski Risma mulai bicara Pilkada DKI, dia mengaku tak bernafsu menjadi Gubernur DKI. Dia ingin tetap menjadi Wali Kota Surabaya. “Kalau aku ditanya, jujur, aku pingin di Surabaya. Bagaimanapun, aku sudah berjanji kepada warga Surabaya,” tuturnya.

Sumber: Tempo


Baca juga :