[KISAH NYATA] Rekening Bank Usman bin Affan Menyimpan Hasil Shodaqah Jariyah Sumur Zaman Rasulullah


Mungkin tak akan pernah terbayangkan oleh siapapun, jika di salah satu Bank ternama di Saudi Arabia hingga saat ini menyimpan bukun rekening tabungan dengan nama salah seorang Sahabat Nabi, Usman bin Affan radhiallahu ‘anhu.

Bagaimana itu bisa terjadi, bukankah Usman bin Affan ra, masa kehidupannya sekitar 1500 tahun yang lalu?

Begini Kisahnya,

Setelah hijrah, jumlah kaum Muslimin di Madinah semakin bertambah banyak. Salah satu kebutuhan dasar yang mendesak adalah ketersediaan air jernih. Kala itu sumur terbesar dan terbaik adalah Bi’ru Rumaat, sumur yang tidak pernah kering sepanjang tahun. Sumur ini milik seorang Yahudi bakhil dan oportunis.

Sang Yahudi menjual air kepada penduduk Madinah, dan setiap hari orang antri untuk membeli airnya. Di waktu-waktu tertentu sang Yahudi menaikkan seenaknya harga airnya, dan rakyat Medinah pun terpaksa harus tetap membelinya. Karena hanya sumur inilah yang tidak pernah kering.

Melihat kenyataan ini, Rasulullah berkata, "Kalau ada yang bisa membeli sumur ini, balasannya adalah Surga". Seorang sahabat nabi bernama Usman bin Affan mendekati sang Yahudi. Usman menawarkan untuk membeli sumurnya. Tentu saja si Yahudi menolak. Ini adalah bisnisnya, dan ia mendapat banyak uang dari bisnisnya.

Tetapi Usman bukan hanya pebisnis sukses yang kaya raya, tetapi ia juga negosiator ulung. Ia bilang kepada Yahudi, "Aku akan membeli setengah dari sumur mu dengan harga yang pantas, jadi kita bergantian menjual air, hari ini kamu, besok saya". Melalui negosiasi yang sangat ketat, akhirnya sang Yahudi mau menjual separo sumurnya kepada Usman bin Affan.

Apa yang terjadi setelahnya membuat sang Yahudi merasa keki. Ternyata Usman menggratiskan air tersebut kepada semua penduduk Madinah (prinsip Usman adalah dia "jual" hasil sumur itu kepada Allah dengan "keuntungan" 700 kali lipat/balasan shadaqah). Penduduk Madinah pun mengambil air sepuas puasnya sehingga hari kesokannya mereka tidak perlu lagi membeli air Yahudi. Merasa kalah, sang Yahudi akhirnya menyerah, ia meminta Usman untuk membeli semua kepemilikan sumur dan tanahnya. Tentu saja Usman senang dan akhirnya membeli seluruh sumur itu dan diwakafkan semuanya untuk keperluaan penduduk Madinah.

Singkat cerita, pada masa-masa berikutnya, wakaf Usman bin Affan terus berkembang. Bermula dari sumur terus melebar menjadi kebun kurma yang sangat luas. Kebun wakaf Usman tersebut dirawat dengan baik semasa pemerintahan Daulah Usmaniyah (Turki Usmani).

Setelah Kerajaan Saudi Arabia berdiri, perawatan berjalan semakin baik. Alhasil, di kebun tersebut tumbuh sekitar 1550 pohon kurma.


Kerajaan Saudi, melalui Kementrian Pertanian, mengelola hasil kebun wakaf Usman tersebut. Uang yang didapat dari panen kurma dibagi dua; setengahnya dibagikan kepada anak-anak yatim dan fakir miskin. Sedang separuhnya lagi disimpan di sebuah bank dengan rekening atas nama Usman bin Affan.

Rekening atas nama Usman tersebut dipegang oleh Kementerian Wakaf Saudi Arabia.

Dengan begitu ‘kekayaan’ Usman bin Affan yang tersimpan di bank terus bertambah. Sampai pada akhirnya dapat digunakan untuk membeli sebidang tanah di kawasan Markaziyah (area eksklusif) dekat Masjid Nabawi.


Di atas tanah tersebut dibangun sebuah hotel berbintang lima dengan dana masih dari ‘rekening’ Usman. Melalui kontrak sewa, income tahunan yang diperkirakan akan diraih dari hotel tersebut mencapai lebih 50 juta Riyal (sekitar Rp. 175 Milyar, kurs 1 riyal = Rp 3.500). Pengelolaan penghasilan tersebut akan tetap sama. Separuhnya dibagikan kepada anak-anak yatim dan fakir miskin. Sedang separuhnya lagi disimpan di ‘rekening’ Usman bin Affan.

Uniknya, tanah yang digunakan untuk membangun hotel tersebut tercatat pada Dinas Tata Kota Madinah atas nama Usman bin Affan seperti tercantum pada gambar diatas.

Masya Allah, saudaraku, itulah 'transaksi' Usman dengan Allah. Sebuah perdagangan di jalan Allah dan untuk Allah telah berlangsung selama lebih 1400 tahun..... Berapa 'keuntungan' pahala yang terus mengalir deras kedalam pundi-pundi kebaikan Usman bin Affan di sisi Allah SWT.

Visi Usman Bin Affan jauh kedepan. Ia berkorban untuk menolong manusia lain yang membutuhkan dan ia menatap sebuah visi besar yang bernama Shadaqatun Jariyah, sedekah berkelanjutan. Sebuah shadaqah yang tidak pernah berhenti, bahkan pada saat manusia sudah mati.
Masya' Allah

__
Sumber: KabarMakkah, dll


Baca juga :