Pidato Kenegaraan Presiden Jokowi Dicueki, Lebih 1/3 Anggota MPR Tak Hadir


[portalpiyungan.com] JAKARTA - Setiap tahun, sehari sebelum peringatan HUT RI, pada 16 Agustus MPR menggelar sidang dengan agenda utama Pidato Kenegaraan Presiden RI.

Pada hari ini, Selasa, 16 Agustus 2016, Presiden Jokowi menyampaikan pidato berapi-api tentang perlunya revolusi mental bagi kemajuan bangsa.

Namun, Sidang Tahunan MPR RI yang dipimpin Ketua MPR RI Zulkifli Hasan ini lebih 1/3 anggota MPR yang tidak hadir.

Sebelum membuka Sidang, Ketua MPR RI Zulkifli Hasan terlebih dahulu melaporkan anggota Majelis/Dewan yang hadir dalam sidang tersebut.

“Sebanyak 445 Anggota sudah hadir dan menandatangani daftar hadir. Berdasarkan Peraturan Tata Tertib ini sudah kuorum,” kata Zulkifli Hasan sembari mengetuk palu sidang.

Untuk diketahui, jumlah total anggota MPR sebanyak 696 orang terdiri dari 560 anggota DPR dan 136 anggota DPD RI. Artinya, terdapat 234 anggota (atau 1/3 lebih) yang tidak hadir pada pembukaan sidang MPR RI dengan agenda utama Pidato Kenegaraan Presiden RI.

Dalam pidatonya Presiden Joko Widodo terus menyerukan menjalankan revolusi karakter mental guna membuat terobosan bagi kemajuan bangsa dan negara dengan mengubah pola pikir yang progresif, optimistis dan inovatif.

"Kita hanya dapat membuat terobosan bagi kemajuan bangsa dan negara kalau pola pikir kita progresif, optimis dan inovatif," kata Presiden dalam Pidato Kenegaraan dalam rangka Hari Ulang Tahun ke-71 Kemerdekaan RI 2016 pada sidang Bersama DPR-DPD di Jakarta, Selasa (16/8/2016).

Presiden menyatakan, pemerintah terus menjalankan revolusi karakter mental, yaitu perubahan pola pikir dan perubahan sistem yang dimulai dari berbagai institusi pemerintahan. Menurut Jokowi, selama ini masih terkungkung oleh sikap pesimistis dan tidak sadar bahwa sebagian dari hambatan kemajuan Indonesia berasal dari diri sendiri.

"Padahal Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar, bangsa yang pernah menginspirasi negara-negara yang terjajah untuk merdeka, bangsa yang memberikan Pancasila, memberikan Trisakti, memberikan nilai-nilai gotong-royong untuk dunia," ungkap Jokowi.

Karena itu, kata Presiden, sebagai bangsa yang besar harus percaya diri, harus yakin bahwa Indonesia bisa menjadi bangsa pemenang. Jokowi mengajak segenap elemen bangsa untuk bersinergi mengatasi kemiskinan, pengangguran serta ketimpangan dan kesenjangan sosial.

"Tanpa kerja sama, tanpa gotong-royong, kita akan digulung oleh sejarah. Kita tidak menginginkan itu terjadi," tegas Presiden.

Sumber: JPNN, Teropong Senayan


Baca juga :