[portalpiyungan.com] ISTANBUL - Kepala oposisi Suriah (Syrian National Coalition) menyambut pertemuan antara presiden Turki dan Rusia yang akan berlangsung pada Selasa (9/8).
Presiden Recep Tayyip Erdogan dan Presiden Rusia Vladimir Putin akan bertemu di St. Petersburg.
Berbicara pada konferensi pers di Istanbul pada hari Senin, Anas al-Abda mengatakan, kunjungan Erdogan akan menjadi "langkah positif" untuk solusi atas krisis berkepanjangan di Suriah yang telah merenggut ratusan ribu jiwa.
"Kami menganggap presiden Turki sebagai sekutu utama rakyat Suriah; ia memiliki kesempatan untuk mengusulkan ide-ide dan inisiatif untuk Rusia dan menjelaskan mereka situasi saat ini di Suriah," kata al-Abda.
Dalam sambutannya, al-Abda mengatakan Turki telah meyakinkan bahwa posisinya terhadap isu Suriah tidak berubah setelah kudeta 15 Juli, yang menimbulkan korban jiwa 240 orang dan melukai hampir 2.200 orang lain.
Turki akan mendukung aspirasi rakyat Suriah dan membantu mencapai tujuan mereka, kebebasan dan martabat rakyat Suriah, ia menambahkan.
Selain itu, al-Abda mengatakan dia berharap Erdogan akan meminta Rusia untuk menghentikan menargetkan warga sipil dan rumah-rumah agar proses politik berjalan, yang katanya akan memungkinkan rakyat Suriah untuk menentukan nasib mereka sendiri.
Pertemuan Selasa (hari ini) atas undangan Putin, menandai pertama kalinya pertemuan antara kedua pemimpin sejak Rusia dan Turki mulai normalisasi hubungan akibat ketegangan saat jatuhnya sebuah jet Rusia pada bulan November tahun lalu.
Kedua pemimpin diperkirakan akan membahas upaya untuk menemukan solusi politik untuk perang saudara di Suriah dan isu-isu regional dan internasional lainnya serta menetapkan roadmap baru untuk hubungan bilateral antara Ankara dan Moskow.
Suriah telah terkunci dalam perang saudara sejak awal 2011, ketika rezim Bashar al-Assad menumpas protes rakyat pro-demokrasi - yang meletus sebagai bagian dari "Arab Spring" - dengan keganasan tak terduga.
Sejak itu, lebih dari seperempat juta orang telah tewas dan lebih dari 10 juta warga Suriah menjadi pengungsi di seluruh dunia, menurut PBB.
Sumber: Anadolu Agency