Membaca "Permainan" Politik Erdogan di Suriah


Membaca Permainan Politik Erdogan

"Invasi" Turki ke Jarablus (wilayah Suriah yang berbatasan dengan Turki) dengan "persetujuan" Rusia menunjukkan bagaimana Putin dan Erdogan mencapai kesepakatan atas satu sisi Suriah dimana Assad tidak lagi menjadi prioritas.

(Baca: PM Turki: Assad Tak Punya Masa Depan di Suriah)

AS sendiri "terpaksa" memberi dukungan karena operasi militer Turki di Jarablus adalah benar-benar operasi menumpas ISIS, seperti yang selama ini di klaim AS untuk membenarkan tindakan mereka membombardir Suriah.

Atas desakan Turki, Wakil Presiden Amerika, Joe Biden bahkan mengancam YPG (milisi Kurdi di Suriah yang juga ingin merebut Jarablus) : ".. AS Tidak mendukung milisi YPG di barat Euphrates. Jika mereka tetap bertahan, mereka akan kehilangan dukungan kami."

YPG akan menjadi ancaman besar bagi keamanan Turki ataupun kesatuan wilayah Suriah, jika berhasil merebut wilayah perbatasan Turki-Suriah, sehingga Turki harus bertidak cepat mengamankan area tersebut.

(Tentara FSA berfoto selfie di depan markaz ISIS di Jarablus usai dikuasai Turki dan FSA)

Turki tetap menjadikan FSA (Free Syria Army) dan faksi oposisi moderat Suriah menjadi patner utama, karena baik Rusia dan AS kecil kemungkinan akan melakukan serangan melawan faksi yang didukung Turki dan saat ini memang sedang menjalankan operasi menumpas Daesh (ISIS).

Dengan dibebaskannya Jarablus dan wilayah perbatasan lainnya, diharapkan Turki mampu mewujudkan "zona aman" untuk pengungsi Suriah, serta membuka rute pasokan baru dari Turki ke wilayah oposisi Suriah setelah akses Castello Road terputus.

(Kondisi Jarablus. ISIS terusir pasca diserbu pasukan Turki dan FSA)

Seperti diberitakan, pada Rabu (24/8), dalam sebuah serangan cepat pasukan khusus Turki bahu membahu dengan mujahidin Tentara Pembebasan Suriah (Free Syrian Army/FSA) telah berhasil mengambil kontrol Kota Jarablus Suriah utara dari kendali ISIS.

(Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan terbang ke St Petersburgh memenuhi udangan Presiden Rusia Vladimir Putin, Selasa (9/8))

Invasi darat militer Turki ke wilayah Suriah ini terjadi pasca pertemuan Erdogan-Putin di St Petersburgh pada awal Agustus lalu. Pada pertemuan tersebut Turki dan Rusia sepakat membentuk komite baru untuk penyelesaian krisis Suriah.

(Baca: Pertemuan Erdogan-Putin, Inilah Kesepakatan Turki-Rusia Untuk Krisis Suriah)

Sumber: MiddleEastUpdate


Baca juga :