Dulu Katanya Sederhana dan Merakyat, Kini Presiden dan Wapres Justru Hambur-Hamburkan Anggaran



[portalpiyungan.com] Direktur Centre Budget Analysis Uchok Sky Khadafi, meminta pengetatan anggaran dimulai dari Joko Widodo dan Wapres Jusuf Kalla dengan mencontohkan hidup sederhana di tengah kondisi keuangan yang sulit.

"Pengetatan anggaran ini jangan hanya diperuntukkan bagi kementerian atau lembaga negara. Tapi, lembaga kepresidenan juga harus memperketat diri mereka," kata Uchok, di Jakarta, Sabtu, 13 Agustus 2016.

Ia mengatakan, Presiden dan Wapres jangan terlalu boros atau menghambur-hambur duit hanya untuk jalan-jalan ke daerah atau ke luar negeri hanya menghadiri sebuah undangan.

"Presiden Jokowi dan Wapres JK harus di depan memberikan contoh, bahwa seorang presiden dan wapres kerjanya bukan hanya omong doang, tapi juga melakukan penghematan anggaran," kata Uchok.

Soal tempat tinggal, lanjut dia, Presiden dan Wapres bisa tinggal di Istana, sekaligus tempat tinggal dan tempat kerja. Sehingga tak perlu lagi ada rumah dinas karena rumah dinas juga makan anggaran yang cukup besar.

Apalagi, tambah dia, Presiden sebelumnya juga sempat mencontohkan, bisa menjadikan Istana sebagai tempat kerja dan tempat tinggal sekaligus. Presiden Soekarno, Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dan Megawati Soekarnoputri adalah contohnya.

Perlu dikaji ulang lokasi rumah dinas wakil presiden yang berada di pemukiman warga. Rumah dinas Wapres Jusuf Kalla (JK) yang terletak di Jalan Diponegoro atau seberang Taman Suropati, Jakarta Pusat dikeluhkan karena mengganggu pejalan kaki.

"Dengan penjagaaan ketat yang memakan trotoar membuat pejalan yang melintas terganggu. Ini jadi terbatasnya ruang publik. Apa tidak ada tempat di Istana Wapres untuk ditinggali supaya tidak menggangu warga di sini," kata salah seorang warga, Samsuri.

Sebelumnya, Pemerintah akan memangkas anggaran Rp133 triliun bagi pemerintah pusat dan transfer daerah pada APBN-P 2016.
Baca juga :