TRAGEDI MUDIK 2016: Nasihat Umar Bin Khatthab Untuk Jokowi


"Seandainya ada kambing berjalan di atas bukit yang jauh, lalu tergelincir jatuh dan mati. Maka Allah akan mintakan pertanggungjawaban pemimpin negeri itu atas fasilitas jalan yang tak memadai sehingga menyebabkan kambing tersebut terjatuh dan mati." (Khalifah Umar ibn Khatthab)

Pak Jokowi, masih ingatkah di tanggal 16 Juni 2016 pukul 09.02 WIB sambil engkau berdiri di depan gerbang tol Brebes Timur, engkau menyampaikan bahwa mereka yang akan mudik lebaran, perjalanan menuju kampung halaman akan lebih cepat dengan melalui jalan tol ini.

Dan engkau pasti tahu faktanya bagaimana? Pada saat engkau beradu panco dengan anakmu itu, lalu selanjutnya diposting dan diberitahukan kepada dunia tentang kelihaian dan betapa berani dan kuatnya dirimu beradu panco, pada saat yang sama ribuan kendaraan bermotor yang di dalamnya mengangkut ratusan bahkan jutaan manusia sedang berpayah-payah berjuang melawan dan menikmati kemacetan yang luar biasa.

Bahkan, 18 orang di antaranya ada yang meninggal dunia. Daily Mail yang berkantor pusat di Inggris bahkan menjadikan kejadian ini PRESTASI TINGKAT DUNIA dengan gelar THE WORLD'S WORST TRAFFIC JAM.

Mereka mungkin memang kurang sehat seperti ungkapan anti-empati dari Menteri Perhubungan dan Menteri Sosial, tapi mereka adalah juga rakyatmu. Kabar buruknya, mereka adalah manusia-manusia yang hidup di bawah kepemimpinanmu.

Mari ulangi kembali perkataan Umar ibn Khatthab di atas. Sudah? Jika kambing mati saja Allah akan meminta pertanggung jawabanmu, apalah lagi manusia?

Sebelum segala sesuatunya menjadi penyesalan, bertaubatlah. Bertaubatlah dengan memohon ampun kepada Allah. Bertaubat juga dengan menyelesaikan urusanmu dengan baik kepada rakyatmu. Bertaubatlah dengan mengganti segala kekhilafan dan kesalahanmu dengan menjadi pemimpin yang baik, memenuhi segala janji-janjimu, dan berhentilah merekayasa citra. Ketahuilah citramu di hadapan manusia seluruhnya akan baik dan terjaga dengan hanya cukup mempersembahkan karya nyata saja. Bukan rekayasa.

Timika, 8 Juli 2016 07.41 WIT

Yang mencintai dan membencimu karena Allah,

Azzam Mujahid Izzulhaq

Baca juga :