[portalpiyungan.com] Pengamat politik dari LIPI, Siti Zuhro menilai wajar jika Basuki Tjahaja Purnama memilih maju pada Pilgub DKI 2017 mendatang lewat jalur partai politik, ketimbang independen. Menurut dia, dalam politik tak ada yang absolut, karena realita politik adalah seni melihat berbagai kemungkinan dengan membuat pilihan yang menguntungkan.
Ia mengatakan, meskipun awalnya berkeputusan untuk maju melalui jalur perseorangan, Basuki yang sudah mendapat dukungan nyata dari Teman Ahok itu tampak gamang dan kurang percaya diri. Sehingga munculnya dukungan-dukungan partai terhadap pria yang akrab disapa Ahok itu pun disambut antusias.
''Tiga parpol yaitu Nasdem, Hanura dan tetakhir Golkar. Bila akhirnya Ahok memilih maju melaui jalur parpol, hal ini tidak mengejutkan,'' kata Zuhro, saat dihubungi, Ahad, 10 Juli 2016.
Zuhro menilai, pernyataan Ahok mau maju via perseorangan lebih didorong lambannya dukungan yang diberikan partai. Meskipun, lanjut dia, tak ada jaminan jalur parpol atau independen akan mampu memenangkan calon gubernur. Sebab, Zuhro menuturkan, yang menjamin kemenangan adalaj yaitu calon itu sendiri. Peran sosok atau ketokohan seseorang dalam pilkada sangat menentukan menang tidaknya calon.
''Parpol diperlukan untuk memastikan dukungannya di DPRD dalam mewujudkan program-program membangun daerah,'' ujarnya. Sebelumnya, Golkar mengatakan Ahok akan mengumumkan maju pada Pilgub KI melalui jalur parpol pada Juli ini.
Keputusan Ahok untuk memilih parpol juga dinilai sebagian kalanan sebagai bentuk "cuci tangan" atas berbagai kemelut yang melingkupi Teman Ahok. Mulai kasus aliran dana hingga kegagalan validasi faktual KTP dukungan yang dilakukan secara independen oleh sebuah media televisi swasta.