[portalpiyungan.com] Kemacetan parah yang terjadi di jalur mudik Pantai Utara Jawa, terutama yang terjadi di ruas tol Cipali - Brebes pada puncak mudik tanggal 3 Juli 2016 lalu telah memakan korban jiwa. Sebagian besar dari para korban diduga kelelahan akibat terjebak dalam kemacetan panjang tersebut.
Namun, alih-alih menyatakan simpati dan kepedulian, para pejabat negara justru cuci tangan dan balik meuuding bahwa jatuhnya korban jiwa tersebut akibat kesalahan pemudik sendiri.
Setidaknya itu yang bisa disimpulkan dari 2 pejabat negara yang berkomentar mengenai hal ini.
Yang pertama, Kapolri Jend Pol Badrodin Haiti yang memberikan keterangan seusai salat Id di Masjid Al Ikhlas, Mabes Polri, dan yang kedua, Meteri Perhubungan Ignatius Jonan, yang memberikan keterangan saat open house di kediaman Wakil Presiden Jusuf Kalla siang ini.
Badrodin malah mengakui bahwa ia geram karena pemudik tak menaati peraturan lalu lintas saat berkendara di jalan tol. Akibatnya, 12 jiwa melayang diduga akibat kemacetan parat di pintu Tol Brebes Timur.
Badrodin menegaskan, bahu jalan merupakan tempat bagi kendaraan darrat seperti ambulans, mobil polisi, dan mobil derek. Sayangnya, pemudik justru ramai-ramai menggunakan jalur itu.
"Tol itu sudah ada ketentuannya. Bahu jalan itu tidak boleh dijadikan tempat kendaraan (pribadi dan umum)," kata Badrodin di Trunojoyo, Jakarta Selatan, pagi ini, Rabu, 6 Juli 2016.
Alasan kemacetan, kata Badrodin, tak bisa dibenarkan untuk menggunakan bahu jalan. Ketidakdisiplinan masyarakat juga menjadi salah satu faktor sulitnya petugas bertindak apabila terjadi hal-hal darurat.
"Karena itu perlu kesadaran, tapi selalu kita ingatkan patuhi rambu lalu lintas, kalau macet jangan saling serobot. Di situ ada kondisi darrurat yang butuh kendaraan ambulans, polisi, derek (agar cepat) datang," ucap Badrodin.
Hal paling mengejutkan justru datang dari Ignatius Jonan yang menyatakan bahwa jatuhnya korban jwa dinyatakan Jonan bukan karena macet parah.
"Itu pasti sudah ada penyakit bawaan." tegas Jonan saat dimintai keterangan oleh wartawan dalam acara Open House di rumah Wapres JK, seperti dikicaukan @RapplerID
Jonan bahkan berani menambahkan bahwa korban meninggal juga tak mungkin disebabkan oleh dehidrasi,
"Puasa juga 12 jam lebih tapi tidak ada yang meninggal. Jadi bukan karena dehidrasi macet.” imbuh Jonan lagi.
Dua pernyataan dari pejabat pemerintah ini, ditambah ketidakpedulian Jokowi pada peristiwa mudik yang memakan korban, membuat rakyat semakin muak pada pemerintah yang selalu cuci tangan dan tak mau bertanggung jawab atas penderitaan rakyatnya.