[portalpiyungan.com] Juru bicara Presiden, Johan Budi, membenarkan bahwa Jokowi akan mengangkat dua staf khusus baru. Dua orang yang akan diangkat menjadi staf khusus adalah Komjen (Purn) Gories Mere dan Diaz Hendropriyono.
"Benar, ada dua staf khusus baru yang akan diangkat Presiden, Pak Gories Mere dan Diaz," kata Johan, Ahad, 10 Juli 2016.
Karena SK untuk keduanya baru ditandatangani pekan depan, maka Johan Budi mengatakan ia belm mengetahui keduanya menempati di pos mana keduanya akan ditempatkan sebagai staf khusus.
Saat ini Jokowi memiliki 4 staf khusus, yakni Ari Dwipayana, Sukardi Rinakit, Lenis Kogoya dan Johan Budi (staf khusus bidang komunikasi merangkap juru bicara Presiden). Ada 2 pos lagi yang direncanakan akan diduduki oleh Gories Mere dan Diaz Hendropriyono.
Kedua pos tersebut adalah pos staf khusus bidang intelijen dan bidang sosial. Meski Diaz Andika Hendropriyono pernah tercatat bekerja sebagai Staf Khusus Bidang Intelijen di Kementrian Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan, namun nampaknya, posisi staf khusus Presiden bidang intelijen akan diduduki oleh Gories Mere.
Gories Mere yang di akhir karier cemerlangnya tiba-tiba dicopot dari jabatannya menyisakan banyak rasa terkejut bagi sebagian publik. Namun, seorang jurnalis yang akrab dengan dunia militer, Mega Simarmata menyimpan kisah sendiri mengenai Gories Mere.
Sebuah kritik dilontarkan oleh Kepala BIN Sjamsir Siregar tahun 2008 lalu kepada Gories Mere. Sjamsir mengkritik Gories yang dalam menangani tugas-tugas di lapangan berkaitan masalah terorisme cenderung tertutup. Kesan tertutup itu kemudian menimbulkan anggapan tajamnya rivalitas antarinstitusi.
Mengenai Diaz Hendropriyono, rasanya publik sudah tahu pasti bahwa Diaz yang ditunjuk menjadi komisaris PT Telkom, yang pernah menjadi Komandan Paspampres di era Jokowi adalah putra dari Jendral AM Hendropriyono, seorang Jendral yang dikenal sangat anti Islam. Mengutip wikipedia, Diaz merupakan seorang tokoh pemuda yang aktif mendukung Joko Widodo dalam masa kampanye pemilihan Presiden RI tahun 2014. Diaz merupakan ketua umum "Kawan Jokowi".
Lalu apa hubungan Gories Mere, Hendropriyono dan bagi-bagi kue kekuasaan dari Jokowi?
Ternyata, selepas masa bhakti di Polri, Gories Mere bergabung dengan perusahaan yang dipimpin Hendropriyono. Salah satu bukti kedekatan mereka adalah ketika bersama-sama mengunjungi Ahok pada tahun 2015 lalu.
Kala itu, pertemuan berlangsung tertutup dan Ahok tak mau membahas isi pertemuan tersbut. Ahok hanya berkali-kali menyatakan bahwa Gories dan Hendropriyono adalah teman lamanya.
""Enggak tahu, teman saja. Aku kenal dia lama, mungkin cuma mampir saja. Dari dulu aku teman sama mereka," kata Ahok singkat kala itu.
Bila keduanya benar-benar diangkat menjadi stafsus Presiden, maka sekali lagi Jokowi berkhianat pada janjinya untuk tidak membagi-bagi kekuasaan pada para pendukungnya.