[Foto yang saya ambil saat acara Diskusi di Sumatra Barat. FH (baju putih) dan Husni Kamil Manik (sebelah kanan FH)]
[portalpiyungan.com] Ketua Komisi Pemilihan Umum Husni Kamil Manik wafat di Rumah Sakit Pusat Pertamina, Jakarta, Kamis (7/7/2016) pukul 21.00 WIB.
Catatan ini saya unggah kembali dalam rangka mengenang Husni Kamil Manik yang saat itu menjadi Pj. Ketua Ikatan Alumni Universitas Andalas dan menjadi pembicara bersama Fahri Hamzah pada tanggal 20 Mei 2016.
Berikut Catatan Perjalanan FH ke Ranah Minang Sumatra Barat "Berjalan dan Belajar; Alam Terkambang Jadi Guru" (sesi pertemuan dengan Ketua IKA Unand);
(1) FH dan Wagub Sumbar foto bersama dan berpisah di depan rumah makan. Kami lanjutkan perjalanan ke Ikatan Keluarga Alumni Unand. Sudah menunggu Husni Kamil Manik, Ketua KPU RI. Pj Ketua IKA Unand, dan beberapa pembicara. Mereka adakan diskusi sebagai bagian Kongres.
(2) Tema diskusinya tentang perbaikan Sistem Pemilu di Indonesia. Husni Kamil Manik bicara pertamakali. Perguruan tinggi perlu membantu mendefinisikan apa itu pemilu elektoral apa itu pemilu substansial. Banyak tokoh yang muncul di DPR yang mengeluarkan ide genuine, atraktif dan menarik, tapi belum bisa menyelesaikan masalah pemilu.
(3) FH katakan, demokrasi kita telah mengalami kemajuan setelah reformasi bergulir. Kita harus bersyukur bahwa Indonesia telah mengalami proses demokrasi yang sangat progresif. Meloncat. Dalam konteks pemilu, FH usulkan pembiayaan pemilu. Agar korupsi berhenti. Karena kalau pakai biaya sendiri, calon akan menjual semua. Kalau kalah bisa dikasihani orang. Kalau menang bisa "balik modal".
(4) Kata-kata "balik modal" sebenarnya tanda bahwa itu niatan korupsi. Kita tidak menjadi sensitif dengan hal itu. FH secara pribadi akan ajukan UU Pembiayaan Politik. Agar berhenti korupsi politik dan kita bisa konsentrasi ke perbaikan birokrasi. Pemilu presiden kedepan sebaiknya jangan lagi Popular Vote. Mulailah dicoba Elektoral Vote. Agar yang menang di banyak daerah bisa jadi Presiden.
(5) Masa sih tokoh Sumbar berhenti di Natsir, Sjahrir dan Amir Syarifuddin. Tidak ada lagi setelah itu.
(6) Taslim salah satu Ketua DPP PAN mantan anggota DPR RI periode lalu katakan bahwa uang menjadi faktor besar kemenangan pemilu. Alex anggota DPR RI dari PDIP kalau kita memilih jalan demokrasi, kita harus percaya pada partai
(7) Kata Husni Kamil Manik; partai mayoritas ingin balik ke proporsional tertutup. Kecuali beberapa. Termasuk PAN. KPU bisa pangkas proses perhitungan suara. Waktu Pilpres, waktunya 6 hari. Waktu pilkada serentak cuma 3 hari seluruh daerah. Syaratnya, asal ada kebijakan kewenangan dan fasilitas.
(8) Di negara Equador, KPU punya deputi berpangkat letnan jenderal. Di Malaysia bagian dari pemerintah. Indonesia, KPU nya sangat kuat. Surat keputusan penetapan diberikan KPU. Tapi keprotokoleran lemah. Konsistensi DPR dalam mengusulkan aturan kepemiluan juga sangat diperlukan bagi terselnggaranya Pemilu yang berkualitas
(9) Kata FH; realitas sekarang, kita sedang menikmati demokrasi. Demokrasi itu cirinya kompleksitas. Kita tidak bisa menghindar. Ia adalah agregasi kompleksitas publik. Dalam demokrasi, rakyat ingin menyeleksi sendiri para pemimpinnya. Dewan menyuplai sistem pendukung agar dewan mampu berpikir dan berkata-kata selayaknya anggota dewan.
(10) Di DPR Amerika, ada Legal Council. Bidang yang menjaga konsistensi pembuatan undang-undang dari sejak Amerika berdiri. Umur legal council sudah ratusan tahun. Dan mereka konsisten bekerja. Indonesia tidak ada. Hanya GBHN. Negara sering memanufaktur persoalan untuk menambah anggaran. Dan harusnya kita koreksi.
(11) DPR terus menerus dihajar agar daulat rakyat tidak berdiri. Kita harus kuatkan kelembagaan DPR. Jangan menchallenge DPR kalau ada yang tidak setuju. Rakyat bicara saja dengan DPR. Jangan trauma pada politik dan partai. Kedepan, demokrasi harusnya lebih murah. Syarat elementernya database. Nantinya ada i-voting, i-democracy dan sebagainya.
(12) Partisipisi rakyat lebih mudah. Demokrasi kedepan bernama demokrasi digital. Wakil dan rakyatnya semakin mudah berinteraksi. Syaratnya kita bisa menggunakan seluruh perangkat yang ada dan tingkatkan kemampuan komunikasi.
Acara selanjutanya, rombongan FH menuju Harian Singgalang. Diterima oleh Khairul Jasmi, Pimred Singgalang.
(Bambang Prayitno)