[portalpiyungan.com] Ketika Ahok meninggalkan Gerindra dan mengkhianati Prabowo Subianto, ada banyak orang bertepuk tangan dan mendukung langkahnya. Termasuk para taipan yang disebut 9 naga. Langkah mereka mencengkeram Jakarta sebagai ibukota Indonesia semakin menjadi nyata.
Pagi ini, Ahok memaparkan fakta bahwa Jokowi tak mungkin menjadi Presiden bila tak didukung para pengembang (baca: pemodal).
Pernyataan dan pemaparan Ahok ini bisa dikategorikan sebagai sebuah tusukan tepat ke jantung Jokowi. Apalagi semalam dalam acara Indoesian Lawyer's Club, Prof. Romli mengatakan bahwa Jokowi terlibat dalam skandal pembelian lahan RS Sumber Waras. Lengkap sudah tikaman yang diterima Jokowi.
Pernyataan Ahok mengenai Jokowi, bisa diumpamakan sebagai seseorag yang sedang berusaha mati-matian menyelamatkan diri.
"Ibarat pepatah, orang yang mau masuk jurang, ujung pedang pun digapai untuk menyelematkan diri. Nah Ahok ini, untuk memegang ujung pedang itu pun sudah dipersiapkan," kata Direktur Eksekutif Segitiga Institute, Muhammad Sukron, seperti dirilis kantor berita RMOL pagi ini, Rabu, 22 Juni 2016.
Pernyataan Sukron terkait dengan pernyataan Ahok bahwa Joko Widodo tidak akan bisa menjadi Presiden jika tidak ada peran pengembang dalam proyek reklamasi. Kata Ahok, Jokowi tidak bisa jadi Presiden kalau hanya mengandalkan APBD.
"Saya ngomong jujur kok. Jadi selama ini kalau bapak ibu lihat yang terbangun sekarang, rumah susun, jalan inpeksi, waduk semua, itu semua full pengembang, kaget gak," kata Ahok, yang terekam dalam video yang diunggah di Youtube oleh yang mengatasnamakan Humas Pemprov DKI, terkait rapat dengan Jakarta Propertindo (Jak Pro) pada 26 Mei 2015 di Balaikota DKI Jakarta.
Kata Ahok, Agung Poromoro merupakan pengembang yang paling kooperatif dalam membantu Pemprov DKI. Agung Podomoro berperan dalam banyak proyek infrastuktur di era Jokowi, seperti revitalisasi Waduk Pluit, pembangunan delapan tower rumah susun, pembangunan taman dan jalan inspeksi.
Ahok menyebut bahwa Agung Podomoro sudah mengeluarkan dana sebesar Rp 2 Triliun untuk Pemprov DKI Jakarta guna mendapatkan izin reklamasi Teluk Jakarta. Dana itu berasal dari kewajiban tambahan proyek reklamasi Teluk Jakarta.
Pernyataan Ahok ini bisa dikategorikan sebagai bentuk pengkhianatan kepada Jokowi, orang yang memberinya hibah kursi Gubernur.
Menurut Sukron, terlihat jelas bahwa Ahok tak mau terseret sendirian. Hal lain yang kini sedang dilakukan Ahok, selain mengkhianati dan menikam Jokowi, adalah juga sedang semakin merendahkan PDI Perjuangan. Bagaimanapun, Jokowi adalah kader PDI Perjuangan.
"Setelah mau melemahkan partai politik dengan langkah indivudalistik Ahok atas nama independensi, yang jelas-jelas itu bertentangan dengan ajaran gotong royong dan Pancasila, kini Ahok semakin mau menyudutkan PDI Perjuangan. Itu yang saya baca," imbuh Sukron.
Pengkhianatan yang sebentar lagi akan segera kita buktikan bersama adalah pengkhianatan Ahok kepada Teman Ahok. Meskipun berdalih mati-matian tak ingin meninggalkan Teman Ahok, nyatanya Ahok membiarkan dana hasil korupsi masuk ke Teman Ahok. Betapa licik dan licinnya. Setelah bersusah payah mendukung Ahok, kini mereka ditinggalkan setelah KPK mengendus adanya aliran dana korupsi dan setelah Ahok mulai dilirik oleh parpol.
Pengkhianatan-pengkhianatan Ahok ini semakin menunjukkan wajah aslinya. selain pemarah, Basuki alias Ahok juga adalah sosok yang siap mengkhianat dan mempersiapkan serangan kepada siapapun yang akan mengganjal langkahnya.
Masihkah kita harus percaya pada pengkhianat yang berama Ahok ini?