[portalpiyungan.com] Jika publik melihat Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Tempo Group telah “pecah kongsi”, pengamat politik Muhammad Huda justru melihat pemberitaan majalah Tempo yang ‘menyerang’ Ahok sebagai permainan psikologis.
Muhammad Huda menduga, majalah Tempo dan jaringannya justru sedang memainkan skenario bahwa Ahok adalah sosok yang dizalimi. Penzaliman itu dilakukan dengan berbagai pemberitaan yang negatif terhadap mantan Bupati Belitung Timur itu.
“Tempo memberitakan negatif terus, ada psikologi masyarakat awam yang buta politik akan menaruh simpati ke Ahok,” ungkap Muhammad Huda, Selasa 21 Juni 2016..
Menurut Huda, Ahok butuh pencitraan terlihat dizalimi, agar elektabilitasnya semakin tinggi menjelang Pilkada DKI 2017.
“Hal yang sama juga dilakukan Jokowi, yang seolah-olah terzalimi oleh Tabloid Obor Rakyat,” papar Huda.
Di satu sisi, kata Huda, laporan Majalah Tempo edisi terbaru sebenarnya tidak menyerang Ahok.
“Terkait dana pengembang ke Teman Ahok itu orang-orang di sekitar Ahok. Dan Ahok tidak disebut sama sekali,” beber Huda.
Pendiri Tempo, Goenawan Muhammad melalui akun Twitter @gm_gm memang masih terus mendukung Ahok, kendati Tempo belakangan “menyerang” Ahok.
“Jengkel menyaksikan reaksi Ahok kpd media, saya tetap berseru: Maju terus, Ahok. Jakarta butuh kepemimpinmu. Tapi jangan cepat marah…,” tulis @gm_gm pada 18 Juni 2016.