[portalpiyungan.com] Pernyataan Almuzammil Yusuf bahwa PKS makin solid tanpa Fahri Hamzah adalah tindakan mengkerdilkan PKS dan kadernya yang terus berusaha agar PKS diterima dalam masyarakat Indonesia yang lebih luas. Almuzammil kembali menjadikan PKS partai kecil yang eksklusif. Ini adalah tindakan mengisolir PKS dari habitatnya di tengah bangsa Indonesia yang besar ini.
Sebab jika Fahri Hamzah saja ternyata dianggap unsur pemecah dan perusak soliditas, padahal deklarator dan kader lama, lalu bagaimana dengan orang baru yang ingin masuk partai ini? Apakah partai ini memang tidak punya tempat bagi orang baru yang datang dengan latarnya yang beragam? Apakah artinya PKS ini memang tidak siap menerima kenyataan bangsa yang beragam?
Maka pernyataan seorang petinggi PKS ini dapat kita curigai, telah membuka kelemahan dalam pimpinan PKS sekarang yang rupanya tidak siap memimpin kemajemukan bangsa Indonesia. Hal ini patut disayangkan sebagai langkah mundur yang tidak saja akan merugikan PKS karena akan kehilangan pendukung tetapi juga demokrasi Indonesia. Trend kepemimpinan tertutup dan Partai tertutup tidak akan mendapat tempat dalam demokrasi kita kedepan.
Saya mendesak PKS melakukan evaluasi menyeluruh atas kepribadian beberapa petinggi; cara berpikir, keluasan memandang masalah, dan karakter kenegarawanannya yang mengkerdil akhir-akhir ini. Karena itu mempengaruhi arah kerja, cara bergaul dan berhubungan, cara berkomunikasi, serta cara partai memandang persoalan di tengah-tengah kemajemukan, keragaman dan kebesaran bangsa kita.
Bambang Prayitno
Aktivis PKS
0821 5878 9989