Legenda tinju, Muhammad Ali telah membuat jutaan Muslim di seluruh dunia bangga melihat seorang selebritas Muslim yang tidak takut bersuara soal Islam dan Muslim.
Menjadi orang yang memperjuangkan kemanusiaan, keadilan dan hak-hak sipil, Muhammad Ali tentu saja mendukung rakyat Palestina. Bagi Zionis, kata-kata Muhammad Ali benar-benar menyengat bagai lebah. Seperti diketahui, Muhammad Ali memiliki banyak teman Yahudi, para pendukung dan rekan-rekan, tapi itu tidak menghalangi ia bersuara melawan Zionisme. Ia tidak menganggap agama Yahudi dan Zionisme sebagai satu kesatuan dan sama. Ia tidak punya masalah dengan orang-orang Yahudi. Ia hanya bermasalah dengan para pendukung Zionisme.
Ali pernah mengaku bahwa ia tidak membaca buku-buku, tapi ia memiliki cukup kecerdasan untuk membedakan antara ideologi politik Zionisme yang didirikan pada 1897 dan kepercayaan agama Yahudi. Ia menjelaskan hal itu saat mengunjungi India pada tahun 1980 dimana ia mendukung kampanye boikot Olimpiade di Moskow setelah Afganistan diinvasi Rusia.
Pada 8 Maret 1974, Muhammad Ali –yang menyatakan telah pensiun dari ring tinju untuk menyebarkan iman Islam– melayangkan pukulan hook kanan ke arah para Zionis. Dalam sebuah konferensi pers di Beirut ia mengatakan, “Amerika Serikat merupakan benteng pertahanan Zionisme dan imperialisme.”
Pada sebuah kunjungan ke kamp pengungsi Palestina di sebelah selatan Lebanon, mantan juara tinju kelas berat itu mengatakan: “Atas nama pribadi dan seluruh umat Islam Amerika, saya menyatakan dukungan terhadap jihad rakyat Palestina untuk membebaskan tanah airnya dan mengusir penjajah Zionis.”
Pada 28 Juni 1985, Ali tiba di ‘Israel’ untuk menuntut pembebasan saudara sesama Muslim Palestina yang dipenjara ‘Israel’. Ia mengatakan akan membahas pembebasan 700 tawanan Muslim itu dengan “pejabat tertinggi di ‘Israel’”. Namun, para politisi Tel Aviv menolak bertemu ikon yang tak kenal rasa takut itu dan mengatakan ’Israel’ tidak berniat untuk berunding melalui juara tinju Muhammad Ali.
Sumber: Sahabat Al-Aqsha