[portalpiyungan.com] Menteri Luar Negeri Turki, Mevlüt Çavuşoğlu, diutus oleh Presiden Erdogan untuk berbuka puasa bersama dengan warga minoritas Muslim di Myanmar. Ia menjadi satu-satunya pejabat setingkat Menlu dari seluruh negara OKI yang menyempatkan hadir langsung ke Burma dulu.
Sebagai bagian dari kunjungan resminya ke Myanmar, Menteri Luar Negeri Mevlut Cavusoglu mengunjungi negara bagian Rakhine Myanmar, di mana ia bertemu dengan Muslim setempat Senin (13/6) pada acara buka puasa Ramadhan.
Berbicara kepada media sebelum berangkat ke Rakhine, Cavusoglu mengatakan Turki bertekad untuk membantu semua orang di wilayah yang miskin, bukan hanya umat Islam.
Menlu Cavusoglu juga bertemu dengan Aung San Suu Kyi (Penasehat Negara), Presiden Myanmar Htin Kyaw dan panglima angkatan bersenjata Min Aung Hlaing.
Berbicara kepada 4.000 muslim Rohingya sebelum berbuka puasa, Cavusoglu bersumpah untuk berdiri bersama mereka dan bahwa Turki akan melaksanakan proyek-proyek baru di Sittwe, termasuk "sekolah, klinik, dan infrastruktur" melalui Badan Kerjasama dan Koordinasi Turki (TIKA).
Cavusoglu juga mengunjungi panti asuhan dan sekolah yang direnovasi oleh TIKA, di mana ia mengatakan Turki akan melanjutkan dukungannya terhadap proses rekonsiliasi antara negara Myanmar dan komunitas Muslim di negara itu, yang telah terganggu oleh kekerasan kolektif, dengan Rohingya dan etnis lain dan kelompok agama bergantung pada bantuan di kamp-kamp pengungsi internal.
Cavusoglu berjanji kepada komunitas muslim Rohingya bahwa ia akan mengunjungi lagi, ia berkata: "Turki siap untuk mendukung orang-orang di sini melalui bantuan kemanusiaan dan advokasi hak-hak. Kami juga telah menawarkan untuk bekerja sama dengan pemerintah daerah dan negara. Isu-isu seperti kewarganegaraan sudah.. telah dilakukan."
Selama kunjungan Cavusoglu ini, pasokan paket bantuan, termasuk 50 kilogram beras dan bahan makanan lainnya dari TIKA, dibagikan kepada penduduk setempat bekerja sama dengan Kedutaan Besar Turki di Myanmar. TIKA juga mendistribusikan bantuan makanan untuk 500 keluarga Buddhis lokal.
Sumber: Daily Sabah