Gabungan organisasi masyarakat yang tergabung dalam gerakan bela negara menyelenggarakan simposium nasional antikomunisme bertajuk "Mengamankan Pancasila Dari Ancaman Kebangkitan PKI dan Ideologi Lain".
Simposium yang berlangsung di gedung Balai Kartini Jakarta selama dua hari, Rabu-Kamis, 1-2 Juni 2016 ini didukung 49 ormas agama dan pemuda. Beberapa lambang organisasi yang muncul dalam spanduk pendukung termasuk Pemuda Pancasila, HMI, Forum Umat Islam, Ansor, NU, MUI, FKPPI, dan Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia.
Ketua panitia pengarah simposium Letjen TNI (Purn) Kiki Syahnakri. Dan yang menjadi keynote speaker adalah mantan wakil presiden Try Sutrisno. Dihadiri tokoh dan ulama nasional.
Namun, oleh media asing BBC, simposium ini dicap dengan tudingan "Kaum Radikal".
Judul liputan BBC "Simposium 'anti-PKI': Pensiunan jenderal, kaum radikal dan Haji Lulung"
Sangat kentara sekali upaya spin dan menggiring opini bahwa mereka yang anti-PKI adalah "Kaum Radikal".
Dari isi berita BBC tak ada penjelasan apapun terkait dengan judul "Kaum Radikal".
Link: http://www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2016/06/160601_indonesia_simposium_pki_haripertama
BBC pun mendapat protes salah satnya dari FPI.
"Media Asing @BBCIndonesia sebut peserta Simposium "Kaum Radikal". Padahal ada NU, Muhammadiyah dan 49 ormas lainnya," protes DPP FPI melalui akun Twiternya.
"Kami minta penjelasan dari Media Asing @BBCIndonesia sebut peserta Simposium sbg "Kaum Radikal"? Apa Tujuannya?" lanjut FPI.
Apa BBC masuk dalam proxy asing yang mendukung dan berusaha membangkitkan kembali PKI?
(Inilah sebagian Ormas Pendukung Simposium yang disebut "KAUM RADIKAL" oleh media Asing BBC)