[portalpiyungan.com] Taufiqurachman Ruki, mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) berpendapat munculnya kembali sentimen anti-Tionghoa lebih banyak disebabkan oleh perilaku Ahok.
Pensiunan jenderal polisi itu membandingkan perilaku sejumlah tokoh Indonesia keturunan Tionghoa yang semuanya menuai simpati dari masyarakat luas.
"Laksamana John Lie kita banggakan. Soe Hok Gie kita kagumi. Kwik Kian Gie kita apresiasi, Marie Pangestu dan Thomas Lembong juga oke. Dan masih banyak lagi", tulis Pak TR, panggilan akrabnya, menyoroti karakter Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
"Itu semua terjadi, lanjutnya karena mereka yang saya sebutkan tadi, bersikap etis, berkualitas dan kompeten. Masyarakat tidak lagi melihat mereka sebagai warga Indonesia yang "tidak asli".", imbuh TR
Di mata TR perilaku Ahok yang suka nyeleneh, sering menimbulkan ketersinggunan.
"Inilah yang kemudian menyebabkan issue-nya bergeser. Dari Indonesia asli dan tidak asli. Dari pribumi dan non pribumi", ungkap TR.
Etika politik dan karakter dari para politisi non pribumi itulah yang akhirnya lebih mengemuka ketimbang kompetensinya.
"Akhirnya etika politik, karakter dari para pejabat itulah yang akan mengedepan dibanding kompetensinya", tambah TR.
"Politisi pribumi pun, yang asli pun tetap saja akan bermasalah kalau dipandang sikapnya tidak etis dan berkarakter seperti ini", kata TR menutup pernyataan yang ditulisnya melalui aplikasi pesan WA, Kamis pagi, 23 Juni 2016.