Kasus razia buka warung di bulan Ramadhan yang berujung digugatnya perda syariah, membuat saya teringat kasus dulu seorang TKW yang diancam hukum mati di Saudi dan di blow-up media juga, sumbangan sampai 1,2 Miliyar oleh pemirsa.
Beberapa tokoh Islam, saat itu membaca ke mana arah media ingin menggiring berita:
Yaitu agar memberikan label kejam pada hukum Islam di Saudi dan akhirnya tujuan mereka sampai, sebagian muslim terpengaruh, bahkan dimanfaatkan oleh orang tertentu untuk menyuarakan putus hubungan diplomatik dengan Saudi.
Memang berita belum tentu benar, tetapi silahkan cari sendiri berita-berita yang sudah terlalu banyak, bahwa: TKW tersebut tidak amanah dengan sumbangan tersebut, bahkan teman seperjuangan sesama TKW hanya dikasi 20 juta saja.
Hasilnya para penyumbang tersebut menjadi berbalik marah, bahkan saya menonton sendiri di TV nasional yang dulu membuka donasinya, malah memberitakan negatif mengenai TKW tersebut karena tidak amanah dengan sumbangan 1,2 miliyar.
Ini sudah lewat dan kita doakan mereka sudah lebih baik dari sekarang, sudah saatnya kaum muslimin dan bangsa Indonesia cerdas dan tidak terjatuh dalam lubang yang sama, dalam hadits:
ﻻَ ﻳُﻠْﺪَﻍُ ﺍﻟْﻤُﺆْﻣِﻦُ ﻣِﻦْ ﺟُﺤْﺮٍ ﻭَﺍﺣِﺪٍ ﻣَﺮَّﺗَﻴْﻦِ
“Seorang yang beriman tidak terperosok di satu lubang yang sama dua kali” [HR. Bukhari Muslim]
Bukannya membela negara Saudi mati-matian, akan tetapi kita perlu tahu berita yang berimbang. Mengenai kasus TKW atau TKI yang terkena hukumana mati di Saudi, Media Indonesia memberitakan bahwa semua TKW yang didzalimi di Saudi, serta Saudi adalah negara kejam dengan syariat Islam-Nya.
Tentu ini tidak benar, tidak selalu Saudi yang dzalim, tetapi kesalahan juga ada di pihak TKW/TKI dan jasa penyedia TKW yang tidak bertanggung jawab melatih skil dan bahasa mereka.
Perlu diingat juga bahwa Saudi masih identik dengan Islam karena terdapat kiblat kaum muslimin, media sekuler dunia pun, begitu gencarnya memberitakan bahkan memfitnah Saudi, sehingga berdampak juga dengan jeleknya Islam di mata dunia.
Semoga kita bisa lebih cerdas lagi menghadapi media seperti ini dan semoga Allah menjaga agama Islam di bumi Nusantara kita,
Amin ya mujibas sa-ilin.
Penulis: Raehanul Bahraen
Laboratorium RS Manambai, Sumbawa Besar - Sabalong Samalewa