[portalpiyungan.com] Presiden Recep Tayyip Erdogan pada hari Minggu (5/6) mengecam Jerman atas resolusi Bundestag yang mengakui peristiwa relokasi Armenia oleh Kekaisaran Ottoman pada tahun 1915 sebagai "genosida."
Berbicara dalam upacara wisuda di Sebahattin Zaim Universitas di Istanbul, Erdogan mengatakan: "Hai Jerman! Saya katakan sekali lagi: pertama, Anda harus memberikan penjelasan tentang Holocaust yang Anda lakukan sendiri yang menewaskan lebih dari 100.000 rakyat di Namibia. Anda harus memberikan penjelasan tentang itu."
The Namibia Holocaust dianggap sebagai genosida pertama abad terakhir ini, yang dilakukan terhadap orang-orang Heroro dan Nama di barat daya Afrika oleh kekaisaran Jerman. (Baca: The first Holocaust: Horrifying secrets of Germany's earliest genocide inside Africa's 'Forbidden Zone')
(Emaciated and close to death: Some of the few Herero who escaped the 1907 genocide - Daily Mail)
Erdogan juga menyinggung "Holocaust," yang mengacu pada massa-pembunuhan orang Yahudi oleh Adolf Hitler Nazi Jerman selama Perang Dunia II.
Erdogan mengatakan Jerman adalah "negara terakhir untuk mengadakan pemungutan suara pada" masalah genosida.
"Sejarah kami bukan sejarah pembantaian. Sejarah kami adalah sejarah kasih dan sayang. Ini adalah perbedaan antara kami dan kalian," kata Erdogan.
Menunjuk pada sekitar 100.000 orang Armenia yang sekarang tinggal di Turki, Erdogan mengatakan: "Setengah dari mereka adalah warga negara kita, setengah dari mereka bukan Tapi, kita tidak pernah mengusir mereka pergi. Kami penerima (sohibul bait) bagi pendatang dari Armenia yang merupakan tamu pada saat ini..."
"Jika kita adalah negara yang menjadi musuh bagi Armenia, kita akan mengirim semua orang-orang ini kembali ke Armenia," Presiden Erdogan menegaskan Armenia bukanlah musuh dan mereka diterima disini dengan baik.
Erdogan juga bereaksi terhadap klaim bahwa pemerintah Turki "menyita dan berada di belakang pembakaran gereja Armenia," mengatakan: "Sebaliknya, kita menyerahkan gereja pada yayasan Armenia Jika mereka memiliki aset, kami akan berikan kepada mereka."
Dia juga mengatakan bahwa kemegahan kota-kota Barat berasal dari jutaan orang Afrika.
"Hari ini, ketika kita mengangkat tabir dari kemegahan yang kita saksikan di ibukota-ibukota Barat, kita melihat tragedi dan kesedihan jutaan orang Afrika. Di bawah trotoar elegan Berlin, Paris, Brussels adalah darah, kehidupan, kerja keras, dari Afrika," Erdogan menambahkan.
Pada hari Kamis, majelis rendah parlemen Jerman menyetujui resolusi tidak mengikat mengakui klaim "genosida" Armenia selama 1915.
Resolusi itu menuduh pemerintah Ottoman tahun 1915 yang diduga melakukan "genosida sistematis" terhadap Armenia, serta minoritas Kristen lainnya.
Turki menyangkal dugaan "genosida" Armenia, tapi mengakui bahwa ada korban di kedua belah pihak selama peristiwa yang terjadi di Perang Dunia I.
Menurut sudut pandang Turki, kematian orang-orang Armenia di Anatolia timur pada tahun 1915 terjadi setelah mereka memihak Rusia dan memberontak melawan pasukan Ottoman. Berikutnya sebuah relokasi Armenia mengakibatkan banyak korban.
Turki menggambarkan peristiwa 1915 sebagai tragedi bagi kedua belah pihak.
Ankara telah berulang kali mengusulkan pembentukan komisi bersama sejarawan dari Turki dan Armenia ditambah ahli internasional untuk mengatasi masalah ini.
Sumber: Daily Sabah