Oleh: Andika Rahman Nasution
Belakangan ini nampaknya publik pelajar Indonesia-Turki lagi hangat dengan isu penagkapan seorang pelajar Indonesia di Turki. Nampaknya bahasan-bahasan tentang gerakan Gulen akan dibuka kembali disini.
Ketika menabuh genderang perang terhadap gerakan Gulen, Erdogan pernah menyebut: "Anggota jemaahnya baik, pimpinannya yang jelek"..
Di kemudian hari, Erdogan kembali membuat klise untuk menggambarkan jemaah ini: "Tabanda hizmet, ortada ticaret, tavanda ihanet" (di akar rumput gerakan dakwah, di tengah usaha bisnis, di atas pengkhianatan).
Masih di awal persinggungan pemerintah Erdogan dengan gerakan ini, dengan mencuatnya kasus dershane. Namun terlihat jemaah ini punya agenda lain dari kasus ini. Sehingga mayoritas gerakan civil society Turki serupa mengambil langkah untuk membuat pernyataan mendukung pemerintahan (Erdogan), sekaligus mengingatkan kepada jemaah (Gulen) yang juga merupakan civil society ini tengah berada dalam posisi salah.
Saya pribadi, ada banyak tulisan yang saya baca terkait gerakan ini, dan berbagai praktek yang ia lakukan terkait "kejahatan"nya. Namun, lebih dari itu, saya menjadi lebih yakin akan kebenaran yang saya baca ketika melihat bahwa mayoritas tokoh agama dan dan pergerakan di Turki juga menilai bahwa gerakan Gulen dalam posisi salah. Tidak sedikit, dan bukan orang abal-abal. Mereka ini adalah organisasi dan orang-orang yang tungkus lumus memperjuangkan hak umat Islam selama masa kegelapan modern Turki. Bahwa apa yang dilakukan gerakan Gulen mengarah pada peristiwa 28 februari, peristiwa kudeta militer yang menggulung perjuangan panjang gerakan Islam di Turki.
Bagi rekan-rekan yang mengerti bahasa Turki, ini salah satu pernyataan bersama mayoritas ormas dan civil society (97 civil society terkemuka) yang menurut saya mewakili suara mayoritas umat Islam Turki, baik di level pimpinan, maupun di level akar rumput..
Judulnya: Dukungan Penuh dari 97 NGO kepada Pemerintah Turki
http://www.haber7.com/guncel/haber/1102209-97-stkdan-hukumete-tam-destek-bildirisi