Ilustrasi - Polisi Wanita Muslim Swedia |
Kasus larangan bagi sekolah negeri untuk mewajibkan penggunaan hijab bagi para siswinya oleh Gubernur DKI Jakarta Ahok sempat menuai kontroversi,
Banyak kalangan menilai, Ahok tak memahami Islam, jadi sebaiknya diam dan tak berkomentar mengenai Islam, apalagi tanpa didasari data.
Seorang jurnalis senior, Edy Ahmad Effendy menuliskan, semestinya Ahok langsung menyebut nama sekolahnya. Jangan melakukan generalisasi.
"Harusnya Koh @basuki_btp tunjukan sekolah negeri yang mana? Kalau ada, kebijakan bentuknya tertulis, tunjukan dong Hok", tulis Edy pada akun twitter @eae18 miliknya.
Lbih lanjut, Edy menambahkan, bila ada yang berpendapat bahwa jilbab tak wajib, jangan hilang akal dan menyepakati logika Ahok yang keliru.
"Kalau Anda berpaham jilbab tak wajib, itu hak Anda. Tapi menyekapati logika Ahok soal jilbab ke sekolah negeri, jangan hilang akal", tulisnya lagi.
Berbanding terbalik dengan Ahok dan logika ngawurnya, Pemerintah Skotlandia justru memfasilitasi jajaran polisi wanita untuk dapat mengenakan hijab sebagai bagian dari seragam mereka.
Kepolisian Skotlandia mematangkan rencana untuk memasukan hijab sebagai bagian dari seragam resmi mereka. Hal ini akan memungkinkan polisi wanita Muslim di Skotlandia untuk menggunakan hijab ketika bertugas.
Hal ini terungkap saat terjadi pertemuan antara kepolisian Skotlandia dengan otoritas kepolisian di negara tersebut. Ide ini juga telah dibicarakan dengan komunitas Muslim di Skotlandia, dan mendapat sambutan yang luar biasa.
Ketua Dewan Muslim Skotlandia, Mazhar Khan menuturkan, ide ini akan mampu mendorong kaum minoritas, dalam hal ini kaum Muslim, untuk terlibat lebih banyak dalam penegakan hukum di Skotlandia. Dirinya juga menyebut, kepolisian Skotlandia juga harus memberlakukan peraturan-peraturan yang mampu mendorong keterlibatan penganut agama lain.
"Kami menyambut sesuatu yang membantu untuk mendorong kelompok-kelompok minoritas untuk bergabung, dan mencari pekerjaan dalam kepolisian. Jelas, ini adalah sesuatu yang harus dilakukan kepada komunitas agama lain juga. Misalnya, Sikh yang memakai turban. Untuk memastikan bahwa polisi menjadi lebih representatif dari masyarakat yang beragam," ucap Khan, seperti dilansir Sputnik pada Selasa (7/6).
"Jika itu dianggap sebagai penghalang sebelumnya, maka ide ini akan menghapus penghalang tersebut. Jadi dalam arti bahwa itu adalah langkah positif, tentu orang akan melihat ini sebagai sikap yang positif, bahwa hijab tidak dilihat sebagai masalah atau hambatan untuk mendapat pekerjaan di kepolisian," sambungnya.
Polisi Skotlandia telah menyatakan, mereka memerlukan setidaknya 650 personel baru, yang semuanya akan direkrut dari komunitas minoritas. Kepolisian Skotlandia berharap ini akan menunjukan proporsi di tubuh kepolisian.
Langkah positif ini menyusul telah diterapkannya penggunaan hijab sebagai seragam polisi oleh beberapa negara Eropa lainnya.
[portalpiyungan.com]