Ramadahan adalah cara Allah swt memperlihatkan kasih sayang-Nya kepada kita, bahwa dengan Ramadhan kita persis seperti anak ayam yang kembali ke pangkuan induknya.
Seperti sekumpulan burung merpati yang kembali ke sarangya setelah lelah seharian berpergian, Ramadhan adalah rumah kelembutan, dia adalah induk kasih sayang dan sekaligus menjadi taman penenang jiwa.
Sebelas bulan lamanya kita seolah-olah telah “melupakan Allah swt”, dan kita tersesat dalam belantara hutan duniawiyah yang semakin membuat kita tersesat untuk mencari jalan keluar.
Sepertinya sudah terlalu jauh kita berlayar di atas lautan kehidupan ini, sudah terlalu banyak air asin syahwat duniawiyah yang kita teguk, yang semakin kita teguk semaikin menambah haus.
Ramadhan adalah saatnya kita pulang menuju pantai iman, tempat dimana kita tambatkan perahu jiwa kita. Dari tepian pantai iman, marilah kita pandang laut kehidupan disana, ternyata sudah terlalu jauh kita berlayar di atasnya, banyak badai dan ombak yang telah membuat dinding perahu jiwa kita rusak, warna perahu jiwa kita kian memudar dan timbul karatan disana-sini yang membekas di dinding jiwa dan boleh jadi kita sudah kehilangan arah kompas kehidupan.
Ramadhan adalah dermaga iman dan di pantai iman itulah kita kembali mencoba merevisi tujuan, mengevaluasi kehidupan dan merevitalisasi jiwa kita. Agar jiwa tidak kehilangan tenaganya lagi untuk beramal.
Ramadhan adalah induk iman, cara Allah swt memperbarui “iman kita yang rapuh”, kita adalah kumpulan jiwa-jiwa yang haus akan belaian dan usapan iman, Ramadhan adalah cara Allah swt mengembalikan kita pada rumah keimanan. Tempat yang nyaman untuk meneduhkan jiwa dari panasnya cobaan kehidupan, tempat yang paling nyaman untuk mengembalikan tenaga iman dari dinginnya syahwat duniawi diluar sana.
Ramadhan adalah jalan terang diantara kegelapan kehidupan, Ramadhan adalah secercah sinaran diantara suramnya iklim kehidupan.
Kemudian kita melaluinya, menjalaninya dan pada akhirnya jalan tersebut semakin menggambarkan ujungnya yaitu kembali kepada Allah swt.
Wahai para pengembara dunia
Wahai para pejalan kehidupan
Mari pulang menuju jalan iman
Mari sandarkan perahu jiwa kita,
Ternyata pada akhirnya Dialah yang kita cari yaitu Allah swt
Dan kini Allah swt sudah memberikan jalannya kepada kita, yaitu Ramadhan
Lantas siapakah yang membutuhkan siapa…
-Syukri Wahid-