[portalpiyungan.com] Guna menekan harga daging sapi hingga di bawah Rp 80.000/kg sesuai dengan instruksi Presiden Joko Widodo (Jokowi), khususnya saat bulan puasa dan Lebaran, pemerintah menggelar Operasi Pasar (OP) secara besar-besaran dengan menjual daging olahan kulatias rendah seharga Rp 75.000/kg.
Menurut Menteri Pertanian Amran Sulaiman soal kualitas daging jangan diributkan karena yang terpenting masyarakat bisa menikmati harga daging dengan harga terjangkau. Protein dan rasanya juga dianggap sama.
"Saya jelaskan saja, kita butuh daging atau protein? Daging dengan jenis CL (kualitas rendah) dengan daging kualitas terbaik sama nggak proteinnya? Sama, proteinnya sama," jelas Amran ditemui saat meninjau pasar murah di Lapangan Blok S, Jakarta Selatan, Minggu (5/6/2016), seperti dilansir detikcom.
Dia menuturkan, rasa daging lebih dipengaruhi cara penyajian atau memasaknya, sementara kualitas daging dianggap tak terlalu signifikan.
"Terobosan" pemerintah ini mendapat kritik luas dari publik.
"Kata siapa protein sama???? justru daging kualitas rendah BANYAK mengandung LEMAK yg dpt menyebabkan kolesterol dan kegemukan..... Sungguh malu punya pemerintah rezim Jokowi...... Kualitas daging yg dijual menunjukkan kualitas MENTAN dan menunjukkan kualitas rezim Jokowi yg berkualitas rendah," komen netizen Ipung.
"Mendimgan beli daging di psr tradisiomal sdh langanan walaupun mahal dikit, tp rasa kwalitas mantap, dr pd beli daging beku ber bulan2 mendingan buat kucing... eh ternyata kucing saja ga mau," kata netizen Bagyan Lesmana.
"Berdoa saja..... smoga pemerintah ini di ganti dengan yg lebih becus...... gak asal njeplak... Habis tolak impor.... skrg impor besar2an daging bangke kualitas KW gak jelas...... lebih gak jelas lagi... halal haramnya.....udah beli di pasar aja atau ganti menu saja...," kata Hari Minarto.
Sebagai informasi, daging impor beku yang bisa dijual di harga kisaran Rp 80.000/kg sendiri merupakan daging beku/olahan dari jenis secondary cut (potongan kedua), seperti CL 85 dan CL 95.