Aksi Penembakan Hamas di Tel Aviv, Palu Godam yang Menghantam Sistem Keamanan Israel


[portalpiyungan.com] Warga zionis Israel mengira menjabatnya Liberman menjadi Menteri Perang Israel yang baru akan membuat gempuran keras bagi aksi Intifadhah, namun reaksi perlawanan rakyat Palestina yang berhasil menusuk jantung Tel Aviv ternyata lebih cepat terhadap ancaman yang dilontarkan Liberman, saat ia berkata, “Jangan menguji kami”. Operasi Tel Aviv kemarin bagai palu godam yang menghantam sistem keamanan dan perpolitikan Israel, selain membawa misi masif untuk menggempur keamanan Zionis untuk menunjukan fase kekuatana dari fase-fase intifadhah.

Empat orang Zionis tewas dan 11 lainnya terluka, sementara sejumlah lainnya dalam kondisi serius, akibat aksi serangan penembakan yang dilakukan dua pemuda Hamas pada Rabu (8/6) malam di pusat kota Tel Aviv, dekat gedung Departemen Pertahanan Zionis.

(Baca: Hamas Obrak-abrik Tel Aviv, 4 Zionis Tewas dan 11 Lainnya Luka-luka

Para penterjemah dan pemantau di Pusat Infopalestina mengikuti perkembangan terakhir di Israel terkait operasi kepahlawanan Palestina yang menewaskan empat Zionis sekaligus.

Perencanaan Matang

Situs Debca intelijen Israel mengatakan, tidak diragukan lagi serangan ini telah dipersiapkan sangat matang dengan perencanan yang sangat baik. Mereka telah memilih target operasi menunjukan kecerdasan si pelaku. Lalu lalangnya orang-orang antara yang berangkat dan pulang menyulitkan siapapun mendeteksinya. Kemudian tempat tersebut berada di wilayah departemen pertahanan, staf keamanan umum yang berdampingan. Berhasilnya mereka memasuki wilayah ini merupakan keberhasilan tersendiri. Karena siapapun tidak akan memperkirakan, bahwa operasi akan dilakukan ditempat yang sangat setrategis dan sensitif.

Selain itu, senjata yang digunakan pelaku serta cara menembaknya menunjukan kelihaian si pelaku yang sangat terlatih untuk menimbulkan sebanyak mungkin korban dan kerugian. Hasil kajian, dua pelaku melakukan aksi di dua arah yang berbeda untuk menimbulkan ketakutan dan melancarkan serangan secara baik, menunjukan bahwa keduanya berniat melarikan diri.

Stasiun Chenel 2 Israel menyebutkan, tembakan dilakukan dari jarak nol dan sangat cepat, hanya beberapa detik saja.

Pukulan Keras

Chenel 2 Israel mengungkap diantara korban tembakan tersebut adalah, Eidan Ben Arey (42 tahun) asal permukiman Ramat Gna, salah seorang prajurit tempur Zionis dari satuan Comandoz, tentara elit Zionis. Kedua, Michael Vega (58 tahun) asal permukiman Ramatgan, Kepala Program jurusan di Pasca Sarjana universitas Ben Gorion dan salah seorang sosiologi di universitas tersebut.

Dalam kaitan ini, Chenel 7 Israel menyebutkan, Perdana Menteri Israel, Benyamin Netanyahu sampai mengadakan rapat khusus yang dihadiri Menteri Perang Liberman, Kepala Staf Militer dan Kepala Badan Intelijen Shin Bet. Ini adalah ujian pertama bagi Liberman setelah ia memangku jabatan sebagai menteri perang. Netanyahu mengatakan, kami telah berdiskusi dengan sejumlah pihak dari kalangan aparat pertahanan dan serangan yang kami tugaskan untuk mengantisipasi aksi penembakan ini. Kami berada pada pase yang sangat sulit. Kami akan bertindak tegas dan cerdas. Adapun Liberman belum banyak berkomentar selain mengatakan, saat ini bukan waktu yang tepat untuk memberikan penjelasan. Sementara menteri keamanan dalam negeri Aradan mengatakan, “Kami berada dalam pase yang sangat sensitif, kami akan segera mengatasi masalah ini dengan menyebarkan semua personel kepolisianya di semua tempat yang semestinya untuk memberikan rasa aman bagi warga."

Tamparan Bagi Sistem Keamanan Israel


Pengamat masalah Zionis di Pusat informasi Palestina mengatakan, operasi ini ditinjau dari sisi militer dan keamanan sangat sukses, setidaknya menurut pandangan dari pihak Zionis sendiri. Masuknya pejuang perlawanan ke jantung kota Tel Aviv merupakan suatu kesuksesan tersendiri. Kemudian, pelaksanaan operasi di wilayah yang sangat sensitif dan Highest Security Level (keamanan super ketat). Karena posisinya berdekatan dengan pangkalan militer dan departemen pertananan Israel serta kantor kepala Shinbet yang baru Nadav Agiman.

Pengamat ini menambahkan, operasi keamanan ini untuk melibas prasangka bahwa intifadhah telah berhenti. Beberapa hari yang lalu, koran Yedeot Aharonot melansir pernyataan Liberman dan Aiznakot bahwa telah ada kerja sama keamanan yang bisa menghentikan aksi 'terorisme' (intifadah), disamping koordinasi keamanan yang bisa menghentikan seketika.

Pengamat ini menilai, klaim Zionis yang menyebutkan, operasi ini telah membekukan kemudahan-kemudahan bagi ribuan warga Palestina hanyalah dusta. Karena justru di lapangan sebelum ada operasi ini, sejumlah peraturan ketat yang belum pernah terjadi sebelumnya diterapkan Zionis. Seperti dibangunya puluhan perlintasan bagi jama’ah shalat Al-Aqsha atau perlintasan bagi warga Palestina antara satu dan lain tempat lainya, dengan dalih untuk mengantispasi upaya terorisme di bulan Ramadhan. (asy/melayu.infopal.com)

Baca juga :