Upaya Serius Penggalian Kuburan Massal PKI, Why Jokowi?


Saya masih mencoba berpikir positif, keinginan Presiden Joko Widodo untuk mencari kuburan massal anggota Partai Komunis Indonesia (PKI) adalah isapan jempol saja. Sampai seorang sahabat terpercaya mengirimkan foto ini (pun sebelum ia memberikan keterangan fotonya), saya masih mengira bahwa foto ini adalah foto penggalian parit atau drainase atau selain penggalian kuburan.

Tapi ternyata, foto ini adalah foto (upaya) penggalian kuburan orang-orang PKI. Dilakukan di Desa Batu Agung, Jembrana, Bali. (link berita: http://www.jpnn.com/read/2015/11/01/336021/Ketika-Kuburan-Massal-G30S-1965-Dibongkar-)

Satu sisi miris. Betapa seriusnya pemerintah rupanya ingin meminta maaf kepada Partai Komunis Indonesia (PKI). Entah ada apa. Tapi satu sisi lagi lucu. Karena baru kali ini upaya pencarian kuburan menggunakan alat berat. Bisa dibayangkan bagaimana rusaknya 'situs' sejarah yang berupa kuburan tersebut.

Sependek pengetahuan saya, penggalian kuburan untuk mengetahui kebenaran sejarah selalu dilakukan dengan hati-hati agar tidak merusak nilai sejarah itu sendiri. Bahkan, yang dikerahkan adalah para ahli arkeolog, yang hanya menggunakan alat ringan bahkan menggunakan 'kuas' untuk melindungi agar tidak merusak benda (baca: tulang belulang sisa mayat) sejarah tersebut.

Untungnya, konon sambung sahabat saya, tidak ditemukan bekas kuburan massal para anggota PKI yang dimaksud. Ditenggarai, informasi bahwa ada kuburan massal di Desa Batu Agung, Jembrana ini keliru.

Namun, terlepas dari benar atau tidaknya lokasi kuburan massal para anggota PKI itu, hal nyatanya adalah keseriusan dan kesungguhan rezim pemerintahan Joko Widodo untuk melakukan upaya 'damai' dengan Partai Komunis Indonesia. Entah ada apa dan motivasinya apa. Padahal, nyata-nyata bahwa Partai Komunis Indonesia bukanlah korban. Mereka adalah pelaku dari tragedi yang memilukan yg dicatat dalam sejarah bangsa Indonesia.

Why, Mr. Jokowi? Tell me why?

(Azzam Mujahid Izzulhaq)


Baca juga :