Tragedi Aleppo adalah Kisah Ashabul Ukhdud Abad-21


Selama sembilan hari sejak 22 April 2016, rezim Suriah di bawah kendal Bashar Assad yang didukung Iran dan Rusia melakukan lebih dari 260 serangan udara, 110 artileri, 18 peluru kendali, 68 bom, membantai lebih dari 200 warga, serta melukai ratusan lainnya. Demikian laporan satuan tugas kedaruratan warga Syria Civil Defence, yang dikenal secara internasional bertugas menolong korban-korban serangan militer yang sudah berlangsung selama lebih dari lima tahun.

Akibat gempuran dan agresi militer itu, Sahabat Suriah salah satu LSM Indonesia peduli Suriah memaparkan bahwa untuk pertama kalinya dalam kurun lebih dari 1 milenium (1000 tahun), masjid-masjid Aleppo tidak melakukan shalat Jum’at pada 29 April 2016. Demikian dilaporkan kantor-kantor berita diantaranya Asy-Syarq al-Awsath

“Penghancuran RS Al-Quds pada Jum’at, 29 April 2016 merupakan salah satu kejahatan militer, dari rangkaian yang panjang sejak lima tahun lalu,” ungkap LSM Sahabat Suriah dalam rilisnya yang diterima oleh Kiblat.net, Senin, (02/05/2016).

Hari-hari ini rezim Asad yang didukung Rusia dan Iran serta milisi-milisi bersenjata Syiah dari Iraq, Lebanon, dan Afghanistan sedang mengkonsentrasikan kejahatan agresi militernya ke Aleppo secara indiskriminatif. “#AleppoisBurning (حلب_تحترق#) (Aleppo Terbakar)” demikian hashtag yang kemudian mendunia, disematkan di laporan-laporan tentang pembumihangusan Aleppo. Rumah sakit, sekolah, pertokoan, pasar, juga rumah-rumah, semua dihujani rudal, bom meriam, bom gentong, dan mortir.

Melalui rilisnya LSM Sahabat Suriah mengungkapkan bahwa cara-cara yang digunakan oleh rezim Bashar Assad, yaitu membakar kota Aleppo dengan peluru kendali, bom artileri, bom gentong, mortir dan lain-lain mengingatkan akan peristiwa yang pernah terjadi sebelum zaman Rasulullah yang diabadikan di dalam Al-Quran surat Al-Buruj yakni peristiwa Ashabul Ukhdud.

Kisah Ashabul Ukhdud menceritakan tentang penduduk sebuah negeri yang menyatakan keimanan kepada Allah SWT. Mereka terus mempertahankan keimanannya tersebut, meskipun penguasa negeri membunuh mereka semua dengan melemparkan ke dalam api yang menyala-nyala. (Kiblat)


Baca juga :