Turki dibawah kepemimpinan Erdogan berperan seperti saat jaman Kekhalifahan Utsmaniyah yang menjadi penolong negeri-negeri muslim di seluruh penjuru dunia.
ANKARA - Pemerintah Turki, Senin (9/5), menyerahkan satu kontainer pasokan kebutuhan medis untuk warga Palestina yang terluka dalam agresi penjajah Zionis ke Jalur Gaza, kepada cabang organisasi “Earth's Physicians – Turkey” di Jalur Gaza, yang akan membagikannya ke pusat-pusat medis di Jalur Gaza.
Badan Koordinasi dan Kerjasama Turki (TIKA) yang berada di bawah dewan menteri Turki, dalam keterangan kepada kantor berita Anadolu, menyatakan bahwa kontainer yang diserahkan ini berisi kebutuhan medis, di antaranya digunakan untuk pengobatan alami untuk para korban luka.
“Dalam waktu dekat kami akan mengirim kontainer obat-obatan dan dua mobil ambulan. Kami akan melanjutkan komitmen tanggung jawab kami untuk rakyat Palestina,” tegas wakil dari Badan Koordinasi dan Kerjasama Turki (TIKA).
Departemen Kesehatan Palestina di Jalur Gaza mengatakan bahwa pihaknya mengalami kekurangan akut stok obat-obatan dan kebutuhan medis.
Jalur Gaza mengalami kekurangan akut pada jumlah obat-obatan yang tersedia untuk para pasien akibat blokade dan penutupan yang diberlakukan penjajah ZIonis terhadap Jalur Gaza. Di mana gudang obat-obatan mengalami kekurasan akut dalam jumlah jenis obat-obatan yang diperkirakan mencapai 140 jenis, sebagian besarnya adalah obat-obatan yang digunakan untuk mengobati penyakit serius.
Penjajah ZIonis memberlakukan blokade ketat yang mencekik Jalur Gaza setelah gerakan Hamas memenangi pemilu legislatif Palestina pada tahun 2006 lalu. Kemudian blokade semakin diperketat pada musim panas tahun 2007, dengan mengatur pasokan bahan bakar, listrik dan banyak barang-barang pokok yang dibutuhkan Jalur Gaza.
Tiga perang besas dan berskala luas telah dilancarkan penjajah Zionis ke Jalur Gaza. Pertanya pada akhir tahun 2008 hingga awal tahun 2009. Yang kedua pada November 2012 dan yang terakhir meletus pada 7 Juli 2014, di mana Jalur Gaza mengalami gempuran sengit yang berlangsung selama 51 hari. Ribuah serangan udara, darat dan laut dilancarkan pasukan penjajah Zionis. Lebih dari 2323 warga Palestina gugur dan ribuan lainnya terluka. Lebih dari 12 ribu rumah hancur total dan lebih dari 160 ribu rumah lainnya hancur sebagian, 6600 di antaranya tidak layak huni. (asw/infopalestina.com)