BANDUNG - Sedianya pegiat Jaringan Islam Liberal (JIL), Ulil Abshar Abdalla dan pegiat Syiah, Jalaludin Rakhmat dijadwalkan menjadi narasumber dalam acara “Diskusi Lintas Madzhab” yang diadakan Jurusan Perbandingan Mazdhab dan Hukum (PMH) Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan Gunung Djati (UIN SGD) Bandung, Senin (9/5/2016). Namun hingga acara sudah dimulai, keduanya tidak ada tanda-tanda hadir ditempat acara.
Tamu undangan dan peserta diskusi yang sudah memenuhi ruangan baru memperoleh kepastian setelah Azmi Ro’yal Aeni selaku ketua panitia acara memberikan informasi bahwa kedua narasumber tersebut tidak bisa hadir.
Menurut Azmi, Ulil sendiri pada awalnya sudah dalam perjalanan menuju Bandung, namun ditengah jalan mendadak membatalkan hadir.
“Melalui komunikas WA saya diyakinkan bahwa Mas Ulil bisa hadir karena jam 05.00 pagi tadi sudah berangkat dari Jakarta menuju Bandung. Namun mohon maaf, saat masih dalam perjalanan Mas Ulil mendadak membatalkan hadir di sini,” ujarnya di atas mimbar usai memberi sambutan.
Menurut informasi yang diperolehnya, alasan pembatalan tersebut karena Ulil mengaku mendapat ancaman yang dapat membahayakan keselamatan dirinya. Dengan alasan tersebut akhirnya Ulil lebih memilih untuk kembali ke Jakarta.
“Mohon maaf kepada rekan panitia dan peserta diskusi serta para narasumber, dengan pertimbangan keselamatan, saya batalkan acara di UIN Bandung hari ini,” ujar Azmi sambil membacakan isi WA dari Ulil.
Sementara itu terkait Jalaludin Rahmat yang juga batal datang, Azmi menjelaskan bahwa sehari sebelumnya pihak panitia sudah menemuinya di rumah yang bersangkutan dan memperoleh kepastian bahwa Jalaludin bisa hadir. Namun,sambungnya, mendadak yang bersangkutan menginformasikan bahwa karena acara yang tidak bisa diwakilkan Jalal batal hadir.
“Kami dari panitia sudah menemui pak Jalal,namun mohon maaf katanya pak Jalal ada tugas dari Negara yakni sedang di Kuala Lumpur Malaysia,pak Jalal tidak bisa hadir,”jelasnya.
Begitu pun dengan pembicara lainnya, Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Barat Marzuki Wahid yang juga batal hadir. Azmi sendiri memberikan informasi bahwa sebenarnya yang bersangkutan juga pada hari ini sudah dalam perjalanan menuju UIN Bandung, namun mendadak yang bersangkutan membatalkan hadir disebabkan ibunya sakit.
“Pak Marzkui juga mohon maaf tidak bisa hadir karena orangtuanya sedang sakit dan masuk rumah sakit,”jelasnya.
Meski tiga narasumber batal hadir,Azmi memastikan bahwa acara diskusi tetap dilaksanakan dengan narasumber pengganti. Jalaludin Rahmat sendiri digantikan oleh Babul Ulum yang merupakan anggota dewan syuro IJABI.
Sementara pembicara yang memastikan bisa tampil sesuai jadwal hanya Ayat Dimyati yang merupakan mantan Ketua PW Muhamadiyah Jabar.
Demo Penolakan Paham Liberal
Sementara itu pantauan hidayatullah.com meski ketiga pembicara batal hadir, puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Mahasiswa Islam UIN SGD melakukan orasi penolakan. Dalam orasinya beberapa mahasiswa mengajak rekan-rekan untuk membersihkan Kampus UIN Bandung dari paham liberal.
“Bagi rekan-rekan mahasiswa yang masih mempunyai hati nurani mari kita tolak paham liberal dari kampus kita,”ajaknya.
Mahasiswa UIN mengajak rekan-rekannya membersihkan Kampus UIN Bandung bersih dari paham liberal dan Syiah
Mahasiswa UIN mengajak rekan-rekannya membersihkan Kampus UIN Bandung bersih dari paham liberal
Menurut beberapa orator, paham liberal termasuk Syiah sangat membahayakan kehidupan beragama dan berbangsa. Sebab,sambungnya,kebebasan berekspresi bukan wujud dari toleransi akan tetapi justru mengaburkan pengamalan beragama yang hakiki.
“Yang hak tidak mungkin hidup dengan kebathilan. Toleransi jangan kebablasan dengan melukai dan melecehkan agama,”ungkapnya.
Beberapa mahasiswa juga tampak membagikan selebaran tentang paham liberal kepada setiap orang yang lewat. Mereka juga meminta rekan-rekannya untuk menandatangani spanduk yang berisikan penolakan paham liberal serta mendukung gerakan membebaskan kampus UIN SGD dari segala bentuk pemikiran liberal. Meski mendapat penolakan, acara diskusi tetap berlangsung dengan kondusif hingga akhir acara.*/Abu Luthfi Satrio
Sumber: Hidayatullah