Megawati Sindir Jokowi, SBY Puji Kivlan Zein


Presiden Kelima RI, Megawati Soekarnoputri dan Presiden keenam RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ikut berkomentar soal pembebasan 10 sandera warga negara Indonesia (WNI) oleh kelompok militan Abu Sayyaf di Filipina.

Bagi Megawati, pembebasan sandera yang dilakukan pemerintahan Jokowi-JK tersebut dianggap sebagai hal mudah dan wajar karena keinginan dari pihak penyandera sudah dipenuhi, yaitu dibayar.

"Ya terang aja dilepas, wong dibayar kok," ujar Megawati di sela mengisi pidato kunci diskusi ‘Mencari Solusi Rekrutmen PNS yang Adil bagi Bidan PTT’ di Jakarta, Senin, 2 Mei 2016.

Sementara itu Presiden keenam Indonesia SBY bersyukur serta mengapresiasi Presiden Jokowi terkait pembebasan 10 warga negara Indonesia (WNI) yang disandera kelompok bersenjata Abu Sayyaf di Filipina. Hal itu diungkapkan SBY Melalui media sosial Twitter.

"Saya bersyukur dan mengucapkan selamat kepada Presiden Jokowi, Menlu Retno dan para pejabat terkait yang berhasil bebaskan 10 WNI di Filipina," tulis SBY melalui akun @SBYudhoyono.

Apresiasi tersebut tidak hanya kepada pemerintahan Jokowi-JK, SBY juga menyampaikan penghargaan kepada pihak yang membantu pembebasan 10 WNI di Filipina, yakni Surya Paloh dan Kivlan Zen.

"Selamat dan penghargaan juga saya sampaikan kepada Pak Surya Paloh, Pak Kivlan Zen dan pihak-pihak lain yang juga memiliki andil dan jasa," tulisnya.

Seperti diketahui, Mayjen TNI (Purn) Kivlan Zen yang saat ini dikabarkan berada di Filipina, selaku pihak yang mewakili perusahaan PT Patria Maritime Lines, telah melakukan negosiasi sejak 27 Maret 2016. Pria kelahiran Langsa, Aceh, 24 Desember 1946 ini pernah terlibat langsung dalam Perdamaian Filipina Selatan 20 tahun lalu (1995 - 1996). Maka tak heran ia memiliki peran di dalam pembebasan WNI tersebut.

Selain Kivlan, Surya Paloh juga disebut-sebut menjadi bagian dalam proses pembebasan ke-10 WNI dari kelompok Abu Sayyaf, di bawah koordinasi langsung pemerintah Republik Indonesia, negosiasi pembebasan sandera oleh Yayasan Sukma dilakukan dengan menggunakan pendekatan pendidikan. Yayasan Sukma yang didirikan oleh Surya Paloh sebelumnya telah bekerja sama pendidikan dengan pemerintah otonomi Moro Selatan.
Baca juga :