Pengamat Uchok Sky Khadafi menyebut logika pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla tidak terarah menanggapi persoalan Panama Papers.
“Logika pemerintahan Jokowi ‘jumping’ atau loncat terlalu jauh dalam merespons Panama Papers. Mestinya persoalan Paper Panama ini, dibongkar dan ditindaklanjuti secara hukum oleh KPK, PPATK, Dirjen Pajak, Kejaksaan dan Polri. Karena kasus Panama Paper ini ada dugaan money laundry, pengemplangan pajak, dan pengkhianatan terhadap NKRI,” seperti dikutip voa-islam.com.
Direktur CBA ini juga menilai keanehan yang terjadi dengan sikap Jokowi. Sikap Jokowi ini di antaranya gerak cepat Tax Amnesty.
“Jokowi ini aneh, semestinya mengintruksikan kepada aparat hukum untuk bekerja untuk bergerak cepat agar merespos data paper panama, tapi malahan mendorong dengan memelintir isu paper panama ke persoalan RUU Tax amnesty. Ingat, di Islandia, Perdana Menterinya mundur gara-gara Panama Papers ini, tapi di Indonesia Presidennya kok malah santai-santai saja. Bahkan ada nama Menteri Rini Soemarno masuk data itu, Presiden diam saja. Ini kan Presiden tidak sensitif terhadap persoalan isu ini.”
Sebab itulah, ia mencurigai adanya respon cepat soal Tax Amnesty ini. Menurutnya seperti ada hal yang disembunyikan oleh pemerintah.
“Untuk itu, CBA curiga ada agenda terselebung dalam pengajuan RUU Tax amnesty. Karena begitu semangat mendorong RUU ini. Dan CBA juga menilai, makna kerja Presiden itu hanya membangun infrastruktur saja. Padahal, kerja di bidang hukum juga harus dipikirkan, dan ditindaklanjuti,” tandasnya.
Editor: Tim Piyungan Online