"Kau Cina Bangsat, Cina Pengkhianat"

"Kau Cina Bangsat, Cina Pengkhianat". Demikian sebagian isi SMS ancaman yang diterima aktivis dari elemen masyarakat Tionghoa, Lieus Sungkharisma.

Tak terima dengan ancaman tersebut, Lieus pun melapor ke kepolisian pada Jumat, 6 Mei 2016, setelah  menerima ancaman pembunuhan disertai fitnah melalui layanan pesan singkat atau SMS.

Menurut Lieus, SMS bernada ancaman itu masuk ke telepon selulernya pada Kamis (5/5) malam pukul 19.23 WIB yang berisi

"Kau Cina bangsat, Cina pengkhianat, sy tau dmn keluargamu, sy matikan semua jangan sok jadi pahlawan".

"Saya minta SMS ancaman ini segera ditindaklanjuti," kata Lieus usai melapor ke Polda Metro Jaya.

Dia melapor ke kepolisian, karena SMS tersebut telah mengancam keselamatan jiwanya dan keluarganya. \

Siapa Lieus Sungkharisma sebenarnya?

Lieus adalah tokoh Tionghoa yang juga koordinator Forum Rakyat yang keras menyuarakan perlawanan rakyat terhadap arogansi Gubernur DKI Jakarta, Ahok. Liues tercatat pernah berhadapan-hadapan dengan Anton Medan dalam kasus Kampung Pulo.

Ketika  itu, keduanya menjadi narasumber sebuah acara debat di sebuah televisi swasta di Jakarta. tahun lalu.

Dalam debat yang dipandu oleh Rahma Sarita itu, Lieus menjadi pihak yang mengkritisi Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Sedangkan Anton Medan sebagai pembela Ahok.

Sejak awal, debat sudah berlangsung panas ketika Lieus mengungkap gaya komunikasi Ahok yang kasar. Lieus juga mengatakan, tidak ada statemen Ahok yang tidak bikin panas orang lain. Lieus juga mengatakan, Ahok menghina semua rakyat miskin, sementara tidak berani menghina orang kaya. Ahok, kata Lieus, Ahok melihat orang kecil tidak ada artinya.

Anton tidak terima mendengar berbagai kritik yang disampaikan Lieus kepada Ahok. Anton juga tidak diterima ditunjuk-tunjuk oleh Lieus. Sambil berdiri dari tempat duduknya, Anton berkata “Lu minta maaf nggak lu. Gua ini ustad. Kurang ajar lu.” Anton juga tidak terima Ahok sebagai gubernur dihina.

Dituntut minta maaf, Lieus menolak.

“Kenapa harus minta maaf,” kata Lieus.

Ujung kasus tersebut, Lieus Sungkharisma melaporkan Anton Medan ke Polda Metro Jaya dengan tuduhan pencemaran nama baik dan fitnah. Lieus melaporkan Anton ke Polda Metro Jaya, Selasa, 25 Agustus 2015. Laporan tersebut diterima dan ditandatangani Komisaris Polisi Wahyu Budiman atas nama Kepala Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu Polda Metro Jaya. Dalam surat itu, Kawiyan selaku produser debat dan Rahma Sarita menjadi saksi.

Sebelum mendapat teror dan ancaman pembunuhan, Lieus mendukung Yusron Ihza Mahendra yang menasihati Ahok secara terbuka.

Nasihat Duta Besar RI untuk Jepang Yusron Ihza Mahendra yang mendapat tanggapan emosional dari Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengundang banyak reaksi.

Bagi tokoh masyarakat Tionghoa Jakarta, Lieus Sungkharisma, apa yang diungkapkan adik Yusril Ihza Mahendra dalam akun twiternya merupakan nasihat yang semestinya ditanggapi dengan rasa syukur dan ucapan terima kasih oleh Ahok.

"Mestinya Ahok bersyukur masih ada orang mau mau mengingatkan dia. Bukan malah marah-marah," ujar Lieus.

Menurut Lieus, Ahok seharusnya introspeksi diri terhadap gaya kepemimpinannya selama ini. Sebab bukan seorang dua orang yang sudah mengingatkan tentang gaya kepemimpinannya.

"Apa yang dikatakan Yusron benar. Ahok jangan arogan. Sebab kesombongannya bisa merugikan orang-orang Tionghoa lainnya," kata Lieus.

Lieus menambahkan, seharusnya Ahok membaca sejarah bagaimana dulu orang Tionghoa diperlakukan. Jangan sampai peristiwa seperti di masa lalu terulang lagi karena dipicu oleh sikap arogan seorang keturunan Tionghoa yang kebetulan jadi pemimpin di Jakarta.

"Ahok mestinya tahu, tak semua orang Tionghoa di Indonesia kaya raya dan bisa melarikan diri ke luar negeri kalau terjadi sesuatu seperti di masa lalu," tutur Lieus.

Oleh karena itulah Lieus berharap Ahok mau mengubah sikapnya dan lebih bisa bersikap rendah hati.

"Sikap rendah hati bukan aib, tapi mau membuka diri untuk menerima semua masukan dan nasihat. Jangan sombong dan menganggap diri paling hebat. Ingat lho, Ahok bisa jadi gubernur Jakarta karena dia dulu nempel sama pak Jokowi," kata Lieus lagi.

Menurut Lieus, sebenarnya bukan hanya Yusron yang pernah mengingatkan Ahok soal sikapnya yang arogan dan bisa membahayakan etnis Tionghoa lainnya. Mantan Wakil KSAD, Letjen TNI (Purn) Johannes Suryo Prabowo juga pernah mengingatkan Ahok.

"Jadi, Yusron itu tidak rasis. Justru ia mengingatkan Ahok karena jiwa nasionalismenya yang tinggi. Ia ingatkan Ahok agar tidak arogan dan membahayakan keturunan Tionghoa yang lain, yang hidupnya tidak semakmur dan sekaya dia. Apa Ahok lupa sejarah yang terjadi tahun 1965 dan 1998?" kata Lieus sembari berharap Ahok bisa bersikap lebih bijaksana dan tak terus menerus menambah musuh [*]
Baca juga :