Anggota DPRD DKI Komisi A. Syarif mengaku pihaknya sudah berkomunikasi langsung dengan dua pihak yang mengaku sebagai pendamping warga Luar Batang, Penjaringan, Jakarta Utara, yakni aktivis perempuan Ratna Sarumpaet dan pakar hukum Yusril Ihza Mahendra.
Syarif mengatakan pihak Yusril sebetulnya sangat ingin Pemprov DKI Jakarta mengeluarkan Surat Peringatan (SP) 1 ke warga Luar Batang.
"Kalau dari arah Yusril ini justru kepingin ada SP. Keluarin SP nanti digugat," ungkap Syarif ketika dihubungi, Jumat, 6 Mei 2016.
Namun, pada kenyataannya Pemprov DKI Jakarta hingga saat ini masih urung mengeluarkan SP1 tersebut.
"Akhirnya ada pengunduran. Jadi itu soal ranah hukum," kata politisi partai Gerindra ini.
Selain itu, ia menilai janggal ketika Sekretaris Daerah DKI, Saefullah datang malam hari bersama camat dan lurah Luar Batang mengunjungi Luar Batang.
"Masa kunjungan malem-malem, tiba-tiba alasannya sekda mau ngukur baju marbot. Itu kan perencanaannya sporadis," kritiknya.
Sebelumnya, Senin, 2 Mei 2016 malam lalu di Luar Batang, sempat terjadi keributan lantaran kunjungan sekda DKI, lurah dan camat Penjaringan. Warga mengira kedatangan mereka untuk melakukan penertiban lantaran sudah beredar SP1 kepada mereka.
"Saya sih nggak diapa-apain pas ke sana, cuma ada kalimat mau gusur-gusur (warganya), saya jalan saja pulang, tapi makin malam semakin banyak warganya," ujar Saefullah di Balai Kota DKI, Jakarta Pusat, beberapa waktu lalu.
"Saya cek apa sebetulnya masalahnya, ternyata ada surat beredar SP 1 dari gubernur dari walikota dan Satpol PP. Terus saya bilang itu palsu. Makanya saya menduga ini ada yang gerakin," terangnya.
Saefullah mengatakan hasil pertemuan yang berujung ricuh dengan warga tersebut mengakibatkan korban salah satu petugas Satpol PP terluka.
"Ada satu orang luka. Laporan dari camatnya orang bisa banyak malam itu. Saya minta dibantu cek, apakah warga situ atau bukan. Kalau saya sudah tiga kali ke sana," imbuhnya.
Sumber: RMOL.CO