Baru saja membaca kembali buku yang sangat bagus karya Prof. Fathi Yakan, salah satu tokoh Harokah Islam (Lahir: 9 Februari 1933, Tripoli, Lebanon. Meninggal: 13 Juni 2009, Achrafieh, Lebanon).
Buku yang menjelaskan tentang beberapa kisah keruntuhan atau konflik internal pada masa nubuwah, dan lalu Prof. Fathi Yakan menganalisanya dengan sangat baik sebab-sebab keruntuhan/konflik internal di zaman organisasi gerakan modern atau pasca nubuwah seperti saat ini.
Dalam buku ini, Prof. Fathi Yakan mengisahkan 5 peristiwa keruntuhan di zaman nubuwah. Yang pertama adalah peristiwa Perang Tabuk, lalu peristiwa Hatib ibnu Abi Baltaah, lalu peristiwa Masjid Dhirar, setelah itu peristiwa Aisyah dan terakhir peristiwa Abu Lubabah. Kesemua kisah itu sarat akan makna dan pelajaran.
Tapi yang menarik bagi saya pribadi adalah peristiwa yang menimpa Ibunda Aisyah. Peristiwa yang mengakibatkan kegoncangan luar biasa dari internal kaum muslimin pada saat itu. Fitnah terhadap Aisyah dan Safwan mengakibatkan goncangan yang luar biasa, bahkan Rasulullah pun ikut tergoncang. Terlihat dari perubahan sikapnya kepada Aisyah. Perubahan sikap yang dulu lembut dan kini menjadi dingin. Dan Rasulullah pun sempat berkata kepada Aisyah, jika berita itu benar, maka bertaubatlah. Ali pun berpendapat bahwa "amat banyak wanita dan engkau mampu meninggalkannya".
Peristiwa yang melibatkan orang terdekat Rasulullah (orang nomor satu di Madinah saat itu) sangat menyita perhatian internal. Bahkan ketika Rasul berpidato dihadapan para sahabatnya, konflik antara Usaid pemimpin Aus dan Sa'ad bin Ubadah pemimpin Khazraj kembali menggeliat. Konflik ini sangat menyakitkan hati. Lihat kata-kata Usaid kepada Sa'ad bin Ubadah: "Engkaulah pembohong!! Demi umur yang di tangan Allah, engkau benar-benar munafik dan pembela munafik!". Sangat menyakitkan, seorang sahabat berkata seperti itu kepada sahabatnya. Konflik memang membuat segalanya mungkin.
Sahabat sekelas Usaid dan Sa'ad pun berkonflik tepat di hadapan Rasulullah. Bahkan konflik yang semula hanya antara Usaid dan Sa'ad, mengakibatkan melecutnya kembali emosi dan amarah lama dari kedua faksi, yaitu Aus dan Khazraj. Bahkan Aisyah mengisahkan ketika itu, faksi Aus dan Khazraj saling berdiri untuk memulai peperangan. Padahal saat itu Rasulullah yang mulia berdiri tepat di hadapan mereka.
Lalu setelah kejadian itu, tentu konflik internal sangat menggerus kerja-kerja dakwah. Antar sahabat saja saling bermusuhan, saling mencela dan saling men-judge.
Lalu apa yang harus di lakukan ketika itu? Tentu manajemen konflik yang baik. Dan pada saat itu sarana manajemen yang dimiliki oleh Rasul adalah Wahyu. Wahyu yang turun dari Tuhan. Ini adalah wahyu, yang 100% datang dari Tuhan dan 100% tepat. Maka nama Aisyah bersih dan konflik pun terselesaikan dengan langkah-langkah ishlah yang baik, dengan manajemen konflik Rasulullah yang dapat mempersaudarakan orang-orang yang bahkan belum saling mengenal.
Lalu ditarik ke zaman modern sekarang. Yang di hadapan kita tidak ada Rasul, tidak ada wahyu untuk menyelesaikan masalah. Maka Prof. Fathi Yakan menerangkan sebab-sebab keruntuhan dan konflik ini. Ada tiga menurut beliau: 1. Kelembagaan 2. Personalia 3. Tekanan-tekanan.
Yang menarik bagi saya adalah masalah kelembagaan dan tekanan-tekanan. Beliau memaparkan tujuh poin dalam masalah kelembagaan dan beberapa poin dalam masalah tekanan-tekanan.
Dalam kesempatan ini saya ingin me-resume poin-poin masalah kelembagaan, yaitu:
1. Kelemahan Pengelola Organisasi: "Kelemahan segi asuhan yang di dalam pelembagaannya hanya terbatas pada ruang lingkup "lingkaran kecil" ditengah-tengah tekanan dan ketatnya ilmu pengetahuan umum."
2. Jabatan yang tidak tepat: "Penempatan tenaga yang tidak sesuai antara keahlian dengan jabatan. Gagalnya amal berarti ruginya amiliin.... Apabila suatu pekerjaan diserahkan kepada bukan ahlinya maka tunggulah saat kehancurannya".
3. Tidak adanya job description: "Hal ini memberikan perkembangan yang kurang sehat bagi pertumbuhan organisasi".
4. Kebutuhan Pribadi: "Masalah yang turut membantu berpisahnya para amil/pekerja/jundi dari gerakan adalah tidak adanya perhatian terhadap kebutuhan personal yang menjadi beban tersendiri, baik secara umum maupun khusus".
5. Kebijakan Bertindak: "Pada hakikatnya tindakan preventif yang dini dapat mengatasi dan menyelamatkan organisasi dari berbagai macam kesulitan dan fitnah yang mengakibatkan kerugian dari segala aspek. Diantara kemungkinan hal buruk terjadi adalah unsur pimpinan yang tidak memiliki kemampuan untuk bertindak cepat, tepat dan tegas".
6. Dilema Intern: "Adapun konflik/masalah internal di sebabkan oleh banyak kemungkinan, diantaranya:
a. Pimpinan yang tidak mampu menghimpun dan mengkoordinasi
b. Fitnah luar
c. Perbedaan ideal dan watak yang timbul dari perbedaan latar belakang edukatif dan lingkungan
d. Sifat ambisius
e. Ketidakmantapan policy organisasi dan peraturan-peraturannya, serta timbulnya kesewenang-wenangan.
f. Mungkin pula fungsionaris abai akan tanggung jawabnya dan bekulah bidang yang dibawahinya."
7. Kurang memiliki keahlian: "Pimpinan yang lemah dan kurang memiliki kemampuan di dalam mempertahankan dan mengembangkan barisan sesuai tuntutan zaman merupakan faktor penyebab kemerosotan."
Buku yang di tulis oleh (Alm) Prof . Fathi Yakan ini sarat akan pelajaran bagi individu-individu dalam sebuah gerakan. Padahal cetakan pertama buku ini adalah pada oktober 1987.
Buku ini mengajarkan bagaimana menjadikan benturan-benturan itu sebagai sarana penguat bagi gerakan. Dan mengajarkan bagaimana cara manajemen keruntuhan dan manajemen konflik yang baik dan ideal, yang menjadikan gerakan menjadi efektif dan tidak terbelah sangat besar.
Sangat cocok diterapkan oleh pemimpin-pemimpin, terutama pemimpin masa depan, yang inshaAllah saya akan berjuang bersama mereka di masa depan nanti.
(Hudzaifah Muhibullah)