Kedutaan Arab Saudi di Ankara membantah klaim terbaru, Senin (23/5), bahwa pemerintah Saudi yang mencegah warga negara Iran dari mengambil bagian dalam haji tahun ini ke kota-kota Mekah dan Madinah.
"Arab Saudi tidak mempertimbangkan masalah ini -seperti pelonggaran prosedur bagi mereka yang ingin melakukan ziarah dan ibadah di Tanah Suci dan menyediakan kenyamanan dan keamanan mereka- sebagai tindakan politik," kedutaan menyatakan dalam pernyataan.
Kedutaan lebih lanjut menambahkan bahwa Arab Saudi menegaskan "ini (haji) adalah kewajiban agama yang berasal dari agama Islam" bukan urusan politik.
Kedutaan melanjutkan untuk dicatat bahwa pejabat pemerintah Saudi baru-baru ini bertemu dengan delegasi dari Otoritas Iran untuk Urusan Haji, tetapi pihak Iran telah menolak untuk menandatangani nota kesepahaman tentang prosedur untuk haji tahun ini.
Arab Saudi juga meyakinkan bahwa negaranya "tidak ada permusuhan" terhadap negara tertentu dan akan melaksanakan tanggung jawabnya untuk menyediakan keamanan dan kenyamanan peziarah haji.
Kedutaan lebih jauh menekankan tidak akan mengizinkan siapa pun untuk membahayakan keamanan dan stabilitas Arab Saudi.
Tahun ini ibadah haji akan berlangsung pada bulan September.
Arab Saudi sebelumnya telah memutuskan hubungan diplomatik dengan Iran pada Januari setelah misi diplomatiknya dan kantornya di Teheran dan Mashhad diserang oleh pengunjuk rasa Iran yang memprotes eksekusi mati ulama Syiah terkemuka, Nimr Baqir al-Nimr atas tuduhan terorisme oleh pemerintah Saudi.
Sumber: Daily Sabah