Ada kejadian menggelikan saat Joko Widodo menghadiri acara peringatan Isra Mi'raj di Pondok Pesantren Tegalrejo, Magelang, Jawa Tengah berlangsung. Bukan saja karena ribuan santri yang hadir, tapi suasana acara itu membuat Jokowi terpingkal-pingkal.
Suasana itu terjadi saat Jokowi mengakhiri sambutannya dengan membagikan 5 sepeda kepada santri. Sepeda itu diberikan kepada santri yang bisa menjawab pertanyaan yang diajukan oleh Jokowi.
"Tadi saya bawa 5 sepeda, akan saya berikan kepada santri yang bisa jawab pertanyaan saya. Tunjuk jari saja spontan. Saya bingung tanya ke santri, kalau suruh ngaji ya pintar semua. Ya sudah, tanya umum saja," ucap Presiden Jokowi, Rabu malam, yang diceritakan oleh politikus PDIP Eva Kusuma Sundari di akun Facebook yang dipantau, Kamis 5 Mei 2016
Jokowi tampak mengenakan kemeja putih dan jas, dengan sarung dan kopiah hitam.
"Indonesia ada 34 provinsi, sebutkan 7 saja, Hayo..." kata Jokowi. Spontan para santri mengacungkan tangan.
Jokowi lalu memilih satu santri di hadapannya untuk maju ke depan dan menyebutkan 7 provinsi yang ditanyakan.
"Apa saja?" kata Jokowi ke santri itu.
"Jawa Barat," ucapnya.
"Terus?" tanya Jokowi lagi.
"Jawa Tengah," lanjut si santri. Lalu dia menyebutkan Jawa Timur, DKI Jakarta, Kalimantan Timur, Bali dan Sulawesi Utara.
"Luar biasa pinter banget. Dah, ambil saja sepedanya, milih," timpal Jokowi santai meminta santri memilih sepeda.
Di sisi panggung memang sudah ada 5 sepeda yang bisa dipilih. Tapi si santri ini tampaknya bingung. Sepeda itu terlihat lebih tinggi dari perawakannya. Jokowi juga melihat si santri ini agak lama memilih sepeda.
"Disuruh milih kok bingung.." kata Jokowi tekekeh disusul tawa santri.
Pertanyaan berikutnya, Indonesia memiliki 516 kabupaten dan kota se-Indonesia. Jokowi meminta santri menyebukan 7 kabupaten/kota saja. Lalu santri yang mengacung di sisi kanan Jokowi diminta maju.
"Magelang, Kebumen, Kendiri.. Lamongan, Jogja, Kendal, Solo," jawa si santri bernama Fajar terbata-bata.
"Apa yang terakhir?" tanya Jokowi.
"Solo pak," jawab si santri bersarung itu yang membuat Jokowi terkekeh.
"Dah, ambil pilih.." sahut Jokowi meminta si anak memilih sepeda.
Pertanyaan ketiga, Jokowi meminta santri yang hafal Pancasila untuk maju ke depan. Tampaklah seorang santri yang diminta Jokowi maju.
"Satu, Ketuhanan Yang Maha Esa.." kata si santri.
"Dua?" tanya Jokowi sambil memegang pundak si santri.
Tapi santri itu tampak kebingungan alias grogi, mungkin karena dirangkul Jokowi. Santri itu mengulang menjawab dari sila pertama. Akhirnya bisa jawab sampai akhir, tapi ada yang salah pada sila keempat.
"Kerakyatan yang dipimpin oleh kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan," jawab santri.
"Empat ulangi?" pinta Jokowi.
Santri itu mengulang beberapa kali dan akhirnya bisa menyelesaikan Pancasila.
"Sebetulnya bisa dan di luar kepala, tapi disoraki terus. Ya udah ambil sepedanya," sahut Jokowi disusul tepuk tangan santri.
Pertanyaan berikutnya.
"Menteri kabinet kerja ada 34, sebutkan 3 saja," tanya Jokowi. Kali ini giliran santri yang di tengah diminta maju.
"Bismillahirrahmanirrahim.." kata santri sebelum menjawab.
"Nomor satu.. Ahok!" sebutnya lantang. Sontak tamu undang tertawa, termasuk Presiden Jokowi.
"Coba ulangi, sebutkan 3 menteri kabinet kerja," tanya Jokowi lagi.
"Nomor satu, Megawati..!" sahut si anak dengan suara lantang. Disusul tawa Jokowi dan undangan lagi.
"Terus?" tanya Jokowi.
"Nomor satu Megawati. Nomor dua Ahok. Nomor tiga Prabowo!" si santri mantap dengan jawabanya, hingga membuat Jokowi terkekeh-kekeh.
"Ha..ha.. Udah, ambil sepedanya..' kata Jokowi tak ambil pusing.
Sisa satu sepeda lagi. Jokowi minta satu santri maju lebih dulu. Akhirnya seorang santri ditunjuk maju, tapi rupanya dia tak diajukan pertanyaan.
"Dah, ambil sepedanya langsung," ucap Jokowi disusul riuh ribuan santri yang tak kebagian sepeda.
Bagi-bagi sepeda seperti ini memang sering dilakukan Jokowi saat kunjungan ke daerah. Pertanyaannya bisa macam-macam dan kadang tak harus benar karena hanya untuk menghibur.
Usai pembagian sepeda itu, Jokowi dan rombongan lalu pegi menuju lokasi lain menemui tokoh masyarakat. Setelah itu bergerak ke Wisma Negara Yogyakarta untuk menginap sampai Kamis